Selamat hari Rabu
Terus bergerak dan tetap maju
Doa, usaha dan jangan ragu
Yakin kita akan berhasil selalu
BI idznillaahi wa ridhallah
Keistimewaan Doa Hari Rabu di Antara Duhur dan Ashar
Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu:
أن النبي صلى الله عليه وسلم دعا في مسجد الفتح ثلاثا يوم الاثنين، ويوم الثلاثاء، ويوم الأربعاء، فاستُجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين فعُرِفَ البِشْرُ في وجهه، قال جابر: فلم ينزل بي أمر مهمٌّ غليظ إِلاّ توخَّيْتُ تلك الساعة فأدعو فيها فأعرف الإجابة
“Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam berdoa tiga kali di Masjid Al Fath, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Ketika hari Rabu, doa beliau dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Jabir mengatakan, ‘Setiap kali ada perkara penting yg berat, maka saya memilih waktu ini untuk berdoa, dan saya mengetahui doa saya dikabulkan.”
Dalam riwayat lain, Jabir mengatakan,
فاستجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين الظهر والعصر
“Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan Ashar”
(Hadis ini diriwayatkan Imam Ahmad, al-Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad, dan Imam al-Baihaqi dalam kitab Syuabul Iman). Semua dari jalur Katsir bin Zaid, dari Abdullah bin Abdurrahman bin Ka’ab. Imam Al Haitsami dalam kitab Majma Az Zawaid, juz 4 hal 15, berkata: “Semua perawinya tsiqah.
Tentang Katsir bin Zaid, ulama ahli hadis berbeda pendapat dalam memberikan penilaian. Ada yg menilainya tsiqqah (terpercaya) dan banyak yg mendhaifkannya.
Dari buku berjudul, Tapak sejarah seputar Mekah-Madinah karya Muslim H. Nasution, menyebutkan bahwa di hari Rabu, Rasulullah SAW berdoa di antara dua salat. Dari kegembiraan di wajah beliau, diyakini bahwa doanya dikabulkan. Doa di hari Rabu diyakini dikabulkan oleh Allah. Waktu doa tersebut yakni di antara waktu Zuhur dan Ashar. Setiap terjadi sesuatu yg penting atau sulit, kuintailah waktu seperti Rasulullah itu, aku pun berdoa di situ doaku selalu dikabulkan Allah" begitu kata Jabir.
Nukilan dari ulama Yordania, Syaikh Husain Bin Audah Al Awaisyah dalam Syarh Shahih Al Adabul Mufrad
لولا أَنَّ الصحابي – رضي الله عنه – أفادنا أَنَّ دعاء الرسول صلى الله عليه وسلم في ذلك الوقت من يوم الأربعاء كان مقصوداً – والشاهد يرى ما لا يرى الغائب، وليس الخبر كالمعاينة – لولا أَنَّ الصحابيّ أخبَرنا بهذا الخبر؛ لكنّا قُلْنا هذا قد اتفق لرسول الله صلى الله عليه وسلم أَّنه دعا فاستجيب له في ذلك الوقت من ذلك اليوم؛ لكن أَخَذَ هذا الصحابي يعمل بما رآه من رسول الله صلى الله عليه وسلم يوماً ووقتاً ويستجاب له؛ إِذاً هذا أمرٌ فهمناه بواسطة هذا الصحابي وأَنّه سنّةٌ تعبدية لا عفوية
Kalau saja bukan karena Sahabat yg memberikan faidah kepada kita,yakni bahwasannya doa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam pada saat itu yg dimaksud adalah hari rabu (dimana tentunya yg menyaksikan langsung tidaklah mengkhabarkan seperti kabar dari orang yg tidak hadir), maka kami katakan benar bahwa bagi Rasul diijabah doanya diwaktu hari Rabu ini.
Tetapi kemudian Sahabat ini mengamalkan, juga apa yg dilihatnya dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam pada hari dan waktu yg sama kemudian juga dikabulkan. Jadi, perkara ini kita pahami melalu perantaaan sahabat Jabir ini dan amalan ini sunnah ta’abudiyah bukan secara kebetulan saja.
Dalam sebuah hadits yg diriwayatkan Muslim dan Ahmad yg dikutip dari buku berjudul Pintar Hadits tulisan Syamsul Rijal Hamid, Allah SWT MENCIPTAKAN CAHAYA pada hari Rabu. Itulah salah satu keistimewaan Hari Rabu dalam Islam.
Permulaan Penciptaan
Sahabat Abu Hurairah RA (603 - 678 M Madinah), juga menceritakan, bahwa Rasulullah Saw pernah memegang tangannya seraya menjelaskan bahwa hari Rabu adalah waktu diciptakannya cahaya oleh Allah Swt.
Nabi bersabda; "Allah menciptakan tanah pada hari Sabtu, dan Dia menciptakan di dalamnya gunung pada hari Ahad, menciptakan pepohonan pada hari Senin, dan menciptakan bahan2 mineral pada hari Selasa, serta menciptakan cahaya pada hari Rabu." (Disarikan dari hadis riwayat Imam Ahmad, 780 - 855 M Bagdad, dalam kitab Al Adab Al Mufrad karangan Imam Bukhari, dan hadis dalam kitab Al Jami' As Shaghir karya Syeikh Jalaluddin As Suyuthi, 3 Oktober 1445 - 18 Oktober 1505 Kairo)
Dari Abu Hurairah, ia telah berkata: Rasulullah SAW memegang tanganku kemudian berkata: "Allah yg Maha Perkasa lagi Maha Tinggi telah menciptakan tanah (bumi) pada hari Sabtu, menciptakan padanya gunung2 hari Ahad, menciptakan pohon pada hari Senin, menciptakan hal2 yg tidak disenangi pada hari Selasa, menciptakan cahaya pada hari Rabu, dan menyebarkan binatang padanya hari Kamis, dan menciptakan Adam alaihissalam setelah Ashar pada hari Jum'at pada akhir penciptaan pada akhir waktu dari waktu2 Jum'at antara Ashar hingga malam. (HR Muslim)
Seputar Penciptaan Adam
Dari Abu Hurairah, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: Ketika Allah menciptakan Adam dan meniup ruh ke dalamnya, ia bersin kemudian berkata: "Segala puji bagi Allah." Ia memuji Allah dgn izin-Nya. Kemudian Tuhannya berkata kepadanya: "Semoga Allah merahmatimu wahai Adam. Pergilah ke malaikat itu yg sekelompok mereka sedang duduk2, katakankah: Semoga keselamatan bagi kalian." Mereka berkata: "Dan semoga bagimu keselamatan dan rahmat Allah." Kemudian ia kembali kepada Tuhannya. Dia berkata: "Sesungguhnya ini adalah penghormatanmu dan penghormatan keturunanmu." Lalu Allah berkata kepadanya dgn kedua tangan-Nya yg terbuka: "Pilihlah yg engkau kehendaki!" Ia berkata: "Aku memilih sebelah kanan Tuhanku. Dan kedua tangan Tuhanku adalah kanan yg berkah." Kemudian Dia membukanya, maka di dalamnya adalah Adam dan keturunannya. Lantas ia berkata: "Wahai Tuhan, apakah mereka itu?" Dia menjawab: "Mereka adalah keturunanmu." Adapun setiap manusia telah tertulis umurnya di antara kedua matanya. Di antara mereka ada seorang lelaki yg paling bercahaya atau termasuk di antara yg paling cemerlang. Ia berkata: "Wahai Tuhan, siapakah ini?" Dia menjawab: "Ini adalah anakmu Dawud. Telah Aku tulis umur empat puluh tahun untuknya." Ia berkata: "Wahai Tuhanku, tambahilah umurnya." Dia berkata: "Namun yg demikian telah aku tulis untuknya." Ia berkata: "Wahai Tuhan, sesungguhnya aku memberinya enam puluh tahun dari umurku." Dia berkata: "Engkau (menginginkannya) dan demikianlah (Aku penuhi)."
Kemudian Adam tinggal di surga selama yg dikehendaki Allah, lalu ditagih darinya. Saat itu Adam menghitung untuk dirinya. Beliau bersabda: Kemudian ia didatangi Malaikat Maut. Adam berkata kepadanya: "Kamu terlalu cepat. Telah ditulis untukku seribu tahun." Dia (malaikat) menjawab: "Tentu, namun engkau telah memberikan enam puluh tahun untuk anakmu Dawud." Ia (mempunyai tabiat) mengelak, maka keturunannya pun (mempunyai tabiat) mengelak. Dan ia (mempunyai tabiat) lupa, maka keturunannya pun (mempunyai tabiat) lupa. Beliau bersabda: "Maka sejak hari itu, diperintahkan penulisan dan persaksian."
(HR at-Tirmidzi, 1 Januari 824 - 9 Oktober 892 M Uzbekistan, Kitab Tafsir al-Qur`an dari Rasulullah, Bab Dan Sebagian Surah al-Muawwidzatain. Beliau berkata: "Ini adalah hadits hasan gharib dari jalur ini")
Ngaji mulai hari Rabu
Ada sebuah aturan tak tertulis yg berlaku di kebanyakan pesantren, di mana para Kiai biasanya memulai kegiatan pembelajaran di hari Rabu. Biasanya, pengajian kitab baru atau memulai lagi sebuah kajian setelah habis masa liburan pesantren dilakukan di hari Rabu atau malam Rabu. Hal ini ternyata bukan hanya kebetulan atau kebiasaan tak bermakna tetapi ada rahasia di balik itu.
Tafa’ul atau harapan berisi optimisme seperti ini dikenal sejak dahulu kala. Seorang pakar hadits dari Suriah dalam kitabnya Kashf al-khafaʼ wa-muzil al-ilbas ʻamma ishtahara min al-aḥadits ʻala alsinat al-nas, Imam Isma'il ibn Muhammad al-Ajluni al-Jarrahi RA atau dikenal dgn Imam al-Ajluni (wafat 1163 H/1676 -1748 M), menjelaskan:
وذكر برهان الإسلام عن صاحب الهداية أنه ما بدئ شيء يوم الأربعاء إلا وتم؛ فلذلك كان المشايخ يتحرون ابتداء الجلوس فيه للتدريس لأن العلم نور، فبدئ به يوم خلق النور
“Syekh Burhanuddin (Syekh Burhanuddin Ali bin Abi Bakar al-Marghinani al-Hanafi wafat tahun 1196 M , pengarang Kitab al-Hidayah fi Fiqhil Hanafiyyah), menyebutkan, bahwasannya tidaklah sesuatu dimulai di hari Rabu kecuali menjadi sempurna. Maka karena itu, para guru berusaha memulai majelis di hari Rabu untuk mengajar sebab ilmu adalah cahaya, maka kajian ilmu dimulai di hari diciptakan cahaya.”
Itulah rahasia hari Rabu yg diyakini sbg hari berkah sebab segala sesuatu yang dimulai di hari itu insya Allah akan berakhir sempurna. Keyakinan keberkahan hari Rabu ini bisa dilacak lebih jauh lagi ke masa Imam as-Sakhawi (1427-1497 M). Beliau menjelaskan:
وبلغني عن بعض الصالحين ممن لقيناه أنه قال: شكت الأربعاء إلى اللَّه سبحانه تشاؤم الناس بها فمنحها أنه ما ابتدئ بشيء فيها إلا تم.
"Saya dengar dari sebagian ulama saleh yg kami temui, ia berkata: Hari rabu mengadu kepada Allah tentang anggapan sial orang2 terhadapnya, maka Allah menganugerahkan bahwa apa pun yg dimulai di hari Rabu, maka pasti akan sempurna." (As-Sakhawi, kitab al-Maqashid al-Hasanah, juz I, hal 575)
Doa Sayyidah Fatimah Az-Zahra
Dalam kitab Shahifah al-Fathimiyyah, disebutkan doa2 harian yg dipanjatkan oleh Sayyidah Fatimah az-Zahra (606 - 632 M). Pada hari Rabu disebutkan beliau melantunkan doa berikut ini :
اللهمّ احرسنا بعينك التي لا تنام ، وركنك الذي لا يرام ، وبأسمائك العظام ، وصلّ على محمّد وآله ، واحفظ علينا ما لو حفظه غيرك ضاع ، واستر علينا ما لو ستره غيرك شاع ، واجعل كل ذلك لنا مطواعاً ، إنّك سميع الدعاء قريب مجيب
Allahummahrusnaa bi’ainikal latii laa tanam, ruknikal ladzii laa yuraam, wa biasmaaikal ‘idzaam wa shalli ‘alaa muhammadin wa aalihi, wahfadz ‘alainaa maa lau hafidzahu ghairuka dhaa’a, wastur ‘alainaa maa lau satarahu ghairuka syaa’a, waj’al kulla dzalika lanaa mithwaa’an, innaka sami’ud du’aa, qariibun mujiib.
“Ya Allah, jagalah kami dgn mata-Mu yg tidak perna tidur, dan dgn tiang-Mu yang tidak pernah melemah serta dgn nama-Mu yg agung dan sampaikanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, jagalah kami sebab selain diri-Mu yg menjaganya niscaya ia akan lalai dan tutupilah aib kami sebab andaikan selain-Mu yg menutupinya niscaya justri ia akan menyingkap aib tsb.”
Wallahu a'lam
(Kitab Shahifah Fathimiyyah, terdapat doa yg dipanjatkan oleh Fatimah Az-Zahrah pada hari tertentu, karya Sayyid Muhammad Baqir Muwahhid Al-Abthahi Al-Isfahani)
Doa ahli bait hari rabu
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ لِبَاسًا, وَ النَّوْمَ سُبَاتًا, وَ النَّهَارَ نُشُوْرًا, لَكَ الْحَمْدُ أَنْ بَعَثْتَنِي مِنْ مَرْقَدِي, وَ لَوْ شِئْتَ جَعَلْتَهُ سَرْمَدًا, حَمْدًا دَائِمًا لاَ يَنْقَطِعُ أَبَدًا, وَ لاَ يُحْصِي لَهُ الْخَلاَئِقُ عَدَدًا
Bismillâhir rahmânir rahîm. Alhamdu lillâhil ladzî ja‘alal laila libâsâ, wan nauma subâtâ, wan nahâra nusyûrâ, lakal hamdu an ba‘atstanî min marqadî, wa lau syi`ta ja‘altahu sarmadâ, hamdan dâ`îmân lâ yanqathi‘u abadâ, walâ yuhshî lahul khalâ`iqu ‘adadâ.
Dengan nama Allah yg maha pemurah lagi maha penyayang. Segala puji kepunyaan Allah yg telah menjadikan malam sbg busana, tidur sbg istirahat dan siang sbg waktu bertebaran, kepunyaan-Mu segala puji bahwa Engkau telah membangunkanku dari tempat tidurku, dan kalaulah Engkau menghendaki niscaya akan abadi, dgn pujian yg langgeng yg tidak terputus untuk selama2nya, dan seluruh makhluk tidak akan bisa menghitungnya.
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْخَلَقْتَ فَسَوَّيْتَ, وَ قَدَرْتَ وَ قَضَيْتَ, وَ أَمَتَّ وَ أَحْيَيْتَ, وَ أَمْرَضْتَ وَ شَفَيْتَ, وَ عَافَيْتَ وَ أَبْلَيْتَ, وَ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَيْتَ, وَ عَلَى الْمُلْكِ احْتَوَيْتَ
Allâhumma lakal hamdu an khalaqta fasawwait, wa qadarta wa qadhait, wa amatta wa ahyait, wa amradhta wa syafait, wa ‘âfaita wa ablait, wa ‘alal ‘arsyistawait, wa ‘alal mulkihtawait.
Ya Allah, kepunyaan-Mu segala puji bahwa Engkau telah menciptakan lalu menyempurnakan, Engkau putuskan dan Engkau tentukan, Engkau menghidupkan dan Engkau mematikan, Engkau menyakitkan dan Engkau mensehatkan, Engkau ‘afiatkan dan Engkau mendatangkan bala, di atas ‘arasy Engkau bersemayam dan di atas kekuasaan Engkau mengatur.
أَدْعُوْكَ دُعَاءَ مَنْ ضَعُفَتْ وَسِيْلَتُهُ, وَ انْقَطَعَتْ حِيْلَتُهُ, وَ اقْتَرَبَ أَجَلُهُ, وَ تَدَانَى فِي الدُّنْيَا أَمَلُهُ, وَ اشْتَدَّتْ إِلَى رَحْمَتِكَ فَاقَتُهُ, وَ عَظُمَتْ لِتَفْرِيْطِهِ حَسْرَتُهُ, وَ كَثُرَتْ زَلَّتُهُ وَ عَثْرَتُهُ, وَ خَلُصَتْ لِوَجْهِكَ تَوْبَتُهُ, فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ خَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ, وَ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ, وَ ارْزُقْنِي شَفَاعَةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ, وَ لاَ تَحْرِمْنِي صُحْبَتَهُ, إِنَّكَ أَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
Ad‘ûka du‘â`a man dha‘ufat wasîlatuh, wanqatha‘at hîlatuh, waqtaraba ajaluh, wa tadânâ fid dun-yâ amaluh, wasytaddat ilâ rahmatika fâqatuh, wa ‘azhumat litafrîthihi hasratuh, wa katsurat zallatuhu wa ‘atsratuh, wa khalushat liwajhika taubatuh, fashalli ‘alâ muhammadin khâtamin nabiyyîn, wa ‘alâ ahli baitihith thayyibînath thâhirîn, warzuqnî syafâ‘ata muhammadin shallallâhu ‘alaihi wa ãlih, walâ tahrimnî shuhbatah, innaka anta arhamur râhimîn.
Aku memohon kepada-Mu dgn permohonan orang yg lemah perantaranya, yg terputus alasannya dan yg dekat ajalnya, yg rendah di dunia cita2nya, yg kepada kasih-Mu sangat butuhnya, yg bagi pelewatan batasnya telah besar kerugiannya dan yg banyak ketersandungan dan ketergelincirannya dan yg murni karena wajah-Mu tobatnya, maka curahkanlah shalawât bagi Muhammad penutup para nabi dan kepada keluarganya yg baik lagi suci, dan berilah aku karunia syafa‘at Muhammad saw, dan janganlah Engkau menjauhkanku dari persahabatan dgnnya, sungguh Engkau yg maha pengasih dari semua yg mengasihi.
اللَّهُمَّ اقْضِ لِي فِي اْلأَرْبِعَاءِ أَرْبَعًا: اِجْعَلْ قُوَّتِي فِي طَاعَتِكَ, وَ نَشَاطِي فِي عِبَادَتِكَ, وَ رَغْبَتِي فِي ثَوَابِكَ, وَ زُهْدِي فِيْمَا يُوْجِبُ لِي أَلِيْمَ عِقَابِكَ, إِنَّكَ لَطِيْفٌ لِمَا تَشَاءُ
Allâhummaqdhi lî fil arbi‘â`i arba‘â: Ij‘al quwwatî fî thâ‘atik, wa nasyâthî fî ‘ibâdatik, wa raghbatî fî tsawâbik, wa zuhdî fîmâ yûjibu lî alîma ‘iqâbik, innaka lathîfun limâ tasyâ`.
Ya Allah, tentukanlah buatku pada hari Rabu ini empat perkara; jadikanlah kekuatanku dalam mematuhi-Mu, aktivitasku dalam pengabdian kepada-Mu, hasratku dalam pahala-Mu dan keenggananku pada segala perkara yg membawa kepada siksa-Mu yg pedih, sesungguhnya Engkau maha halus terhadap apa yg Engkau kehendaki.
(Doa ini adalah doa Imam Ali Zainal Abidin RA 6 Januari 659 - 20 Oktober 713 M, Madinah, salah seorang cucu Rasulullah saw dalam kitab Mafatihul Jinan, kunci2 surga, bab 1, pasal 3, Syaikh Abbas Al-Qummi)
Doa Hari Rabu
Menurut penjelasan KH Ubaidillah Arsyad, Pengajar di Pondok Pesantren Raudlatul Falah Bermi Gembong Pati.
اَللَّهُمَّ طَهِّرْنِيْ فِيْهِ مِنَ الدَّنَسِ وَ الْأَقْذَارِ وَصَبِّرْنِيْ فِيْهِ عَلَى كَائِنَاتِ الْأَقْدَارِ وَوَفِّقْنِيْ فِيْهِ لِلتُّقَى وَ صُحْبَةِ الأَبْرَارِ بِعَوْنِكَ يَا قُرَّةَ عَيْنِ الْمَسَاكِيْنِ
Allôhumma thohhirnî fîhi minaddanasi wal aqdzâr wa sobbirnî fîhi ‘alâ kâinâtil aqdâri wawaffiqnî fîhi littuqô wa suhbatil abrôri bi’aunika yâ qurrota ‘ainil masâkîn.
𝑨𝒓𝒕𝒊𝒏𝒚𝒂: 𝒀𝒂 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉, 𝑴𝒐𝒉𝒐𝒏 𝒔𝒖𝒄𝒊𝒌𝒂𝒏𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒌𝒂𝒎𝒊 𝒅𝒊 𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒈𝒂𝒍𝒂 𝒏𝒊𝒔𝒕𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒃𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒋𝒊. 𝑩𝒆𝒓𝒊𝒍𝒂𝒉 𝒂𝒌𝒖 𝒌𝒆𝒔𝒂𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒈 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑬𝒏𝒈𝒌𝒂𝒖 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏. 𝑨𝒏𝒖𝒈𝒆𝒓𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒊 𝒌𝒆𝒕𝒂𝒌𝒘𝒂𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒂𝒉𝒂𝒃𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒅g𝒏 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈2 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅g𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒐𝒍𝒐𝒏𝒈𝒂𝒏-𝑴𝑼, 𝑾𝒂𝒉𝒂𝒊 𝒄𝒂𝒉𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈2 𝒚𝒈 𝒎𝒊𝒔𝒌𝒊𝒏.
قال ابن عباس: مَنْ دَعَا بِهِ أُعْطِيَ بِكُلِّ حَجَرٍ وَ مَدَرٍ حَسَنَةً وَ دَرَجَةً فِي الْجَنَّةِ.
Berkata Ibnu Abbas RA : "𝗕𝗮𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗶𝗮𝗽𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗱𝗼𝗮 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗱𝗼𝗮 𝗶𝗻𝗶 𝗺𝗮𝗸𝗮 𝗱𝗶𝗮 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗶𝗯𝗲𝗿𝗶 𝘀𝗲𝘁𝗶𝗮𝗽 𝗯𝗲𝗯𝗮𝘁𝘂𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗯𝗼𝗻𝗴𝗸𝗮𝗵𝗮𝗻 𝘁𝗮𝗻𝗮𝗵 𝗹𝗶𝗮𝘁 𝘀𝗮𝘁𝘂 𝗸𝗲𝗯𝗮𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗮𝘁𝘂 𝗱𝗲𝗿𝗮𝗷𝗮𝘁 𝗱𝗶 𝘀𝘂𝗿𝗴𝗮."
Dzikir istighfar dan Asmaul Husna
Selain doa hari Rabu, kita juga bisa perbanyak membaca dzikir ISTIGHFAR pada hari Rabu. Setiap zikir hari Rabu ini akan menghapuskan satu titik hitam di dalam hati. Itulah doa hari Rabu dan zikirnya. Semoga doa kita dikabulkan oleh Allah SWT. Dzikir istighfar harian Imam Al-Ghazali pada hari Rabu
ASTAGHFIRULLOOHAL AZHIIM WAATUUBU ILAIHI sebanyak 100 kali.
Juga ada keterangan dari para guru bahwa tambahan dzikir pada hari Rabu yaitu YAA HAYYU YAA QOYYUUM sebanyak seribu kali dan YAA MUTA'AAL sebanyak 451 kali. Insya Allah jika Istiqomah, bi idznillah akan mendapatkan kemuliaan.
Atau dzikir dgn lafadz ASTAGHFIRULLAHAL’ ADHIM ALLADZI LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUM, sebanyak seribu kali. Satu kali disebut fa insya Allah hilang satu titik noda hitam (dosa) dlm hati kita. (Ragam Sumber)
Wallaahu a'lam bish shawab
Semoga bermanfaat ..
Ahmad Zaini Alawi
Khodim Sarinyala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar