Jumat, 29 Mei 2020

RAHASIA SHOLAWAT AL FATIH.

MEMBEDAH SIR(rahasia) SHOLAWAT AL-FATIH

(Mutiara agung)

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠﻰَ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ، ﺍﻟْﻔَﺎﺗِﺢِ ﻟِﻤَﺎ ﺃُﻏْﻠِﻖَ ﻭَﺍﻟْﺨَﺎﺗِﻢِ ﻟِﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ، ﻧَﺎﺻِﺮِ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ، ﻭَﺍﻟْﻬَﺎﺩِﻱ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻃِﻚَ ﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﻘِﻴْﻢِ ﻭَﻋَﻠﻰَ ﺁﻟِﻪِ ﺣَﻖَّ ﻗَﺪْﺭِﻩِ ﻭَﻣِﻘْﺪَﺍﺭِﻩِ ﺍﻟﻌَﻈِﻴْﻢِ .
Artinya: “Ya Allah berikanlah shalawat kepada penghulu kami Nabi Muhammad yang membuka apa yang tertutup dan yang menutupi apa-apa yang terdahulu, penolong kebenaran dengan kebenaran yang memberi petunjuk ke arah jalan yang lurus. Dan kepada keluarganya, sebenar-benar pengagungan padanya dan kedudukan yang agung.”
atau

Artinya: … “Yaa Allah limpahkanlah rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad saw, dia yang telah membukakan sesuatu yang terkunci (tertutup), dia yang menjadi penutup para Nabi dan Rasul yang terdahulu, dia yang membela agama Allah sesuai dengan petunjuk-Nya dan dia yang memberi petunjuk kepada jalan agama-Mu. Semoga Rahmat-Mu dilimpahkan kepada keluarganya yaitu Rahmat yang sesuai dengan kepangkatan Nabi Muhammad saw”.

Keutamaan shalawat al-Fatih disebutkan dalam nazham al-Yaqutah al-Faridah:
ﻭﻓﻀﻞ ﻓﺮﻳﺪﺓ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺻﻴﻐﺔ
ﻛﻔﻀﻞ ﺳُﺮﻯ ﺍﻟﻘﻄﺎ ﻋﻠﻰ ﺩﺏ ﻧَﻤﻠﺔ
Keutamaan shalawat al-Fatih yang terkenal dengan sebutan al-Yaqutah al-Faridah atas redaksi shalawat lainnya seperti lebih hebatnya burung Qatha berjalan di waktu malam dibandingkan dengan rayapan semut.
ﻓﻤﺎ ﺻﻴﻐﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ
ﺗﻘﺎﺭﺑـﻬﺎ ﻓﻲ ﻭﺻﻠﺔ ﻭﻣﺜﻮﺑـﺔ
Tidak ada bentuk shalawat kepada Nabi yang membandinginya untuk seseorang bisa wushul kepada Allah dan mendapat pahala.
ﻓﻤﺎ ﺣﺪ ﻓﻀﻠﻬﺎ ﻭﻻ ﻗﻴﺲ ﻓﻲ ﺍﻟـﺤﺠﺎ
ﺍﺫ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﻣﻦ ﻭﺭﺍ ﺍﻟﻌﻘﻮﻝ ﺍﻟﺴﻠﻴﻤﺔ
Keutamaannya tidak bisa dibatasi dan tidak bisa dianalogikan oleh akal. Karena keutamaan yang Allah berikan tidak bisa dipikirkan akal cerdas manusia.
ﻭﻛﻢ ﺻﻴﻎ ﻟـﻬﺎ ﺗﻔﻮﻕ ﺧﺮﺍﺋﺪﺍ
ﻭﺍﻥ ﺷﺌﺘﻬﺎ ﻓﺴﻞ ﺣُـﻤﺎﺓ ﺍﻟﻄﺮﻳﻘﺔ
Shalawat al-Fatih memiliki banyak bentuk redaksi yang lebih mahal dari mutiara berharga. Jika engkau menginginkannya, maka bertanyalah kepada pelindung thariqah.
ﺑﻬﺎ ﺍﻧﻄﻮﺕ ﺍﻟﻔﻼ ﺑﺄﺳﺮﻉ ﻟَﻤﺤـﺔ
ﺑِﻬﺎ ﺗﺴﺒﻖ ﺍﻟﻌﺮﺟﺎﺀ ﻛﻞ ﺻﺤﻴﺤﺔ
Keutamaannya dapat melipat tempat yang luas dengan sekejap mata. Dengan membaca shalawat al-Fatih orang yang pincang dapat mendahului berlarinya orang yang sehat.
ﻭﻛﻢ ﻣﻦ ﻏﻨﻴﻤﺔ ﺗﺤﺎﺯ ﺑﺬﻛﺮﻫﺎ
ﻭﻻ ﺳـﻴﻤﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﺑﻌـﺪ ﻋﺘﻴﻤﺔ
Banyak keberuntungan yang dapat diraih dengan membaca shalawat al-Fatih. Terutama apabila dibaca pada malam hari selepas shalalat isya.
ﻓﺘﻌـﺪﻝ ﻣﻨﻬﺎ ﻣﺮﺓ ﺧَﻤﺴﻤﺎﺋﺔ
ﻧَﻬﺎﺭﻳﺔ ﻣﻨﻬﺎ ﻟﻀﻌﻒ ﺍﻟْﻤـﺜﻮﺑـﺔ
Keutamaan satu kali membacanya di waktu malam seperti 500 kali membacanya di waktu siang lantaran pahala menjadi berlipat ganda.
ﻭﻛﻢ ﻣﻦ ﻗﺼﻮﺭ ﻓﻲ ﺟـﻮﺍﺭ ﻣُﺤﻤﺪ
ﻭﺣﻮﺭ ﺣﺴﺎﻥ ﻭﺍﻟْﺠـﻮﺍﺭﻱ ﻭﻏﻠﻤﺔ
Banyaknya istana dan berdampingan dengan Nabi Muhammad serta para bidadari yang cantik dan pelayan-pelayan dari wanita dan pria.
ﻭﻛﻢ ﺣﺠﺞ ﻭﻋﻤـﺮﺓ ﻣﻊ ﻏـﺰﻭﺓ
ﻭﻛﻢ ﻣﻦ ﻣﺌﻴﻦ ﻣﻦ ﺍﻟـﻮﻑ ﻋﺪﻳﺪﺓ
Mendapat pahala haji, umrah dan berperang ratusan dan puluhan kali.
ﻭﺍﺭﺑﻌﻤﺎﺋﺔ ﺳﻨـــﻮﻥ ﺗﻜﻔــﺮ
ﺑِﻤﺎﺋﺔ ﻣــــﺮﺓ ﺑﻠﻴﻠﺔ ﺟُﻤﻌﺔ
Seandainya seseorang melakukan dosa sebanyak 400 tahun, maka dosa itu akan diampuni oleh Allah dengan sebab membaca shalawat al-Fatih sebanyak 100 kali pada malam jum’at.
ﻟَﻬﺎ ﻣﻦ ﻣــﺮﺍﺗﺐ ﺛَﻤﺎﻥ ﻓﺒﻌﻀﻬﺎ
ﺳﻠﻴﻞ ﺳـﻌﻴﺪ ﺑﺎﺡ ﻣـﻨﻬﺎ ﺑﻨﻘﻄﺔ
Keutamaannya memiliki 8 martabat sebagiannya telah diungkap oleh putra said yang bernama Syaikh Umar Ibn Said al-Futiy dengan satu titik.
ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺑـﻜﻞ ﻣﺮﺓ ﺳـﺘﻤﺎﺋﺔ
ﻣﻦ ﺍﻟﻒ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﻤﻸﻙ ﺍﻻﻧﺲ ﺟِﻨﺔ
Diantaranya: membaca shalawat al-Fatih satu kali sama dengan 600 kali dari ribuan shalawat para malaikat, manusia dan jin.
ﻣﻦ ﺍﻭﻝ ﺧﻠﻘﻬﻢ ﺍﻟﻰ ﻭﻗﺖ ﺫﻛﺮﻫﺎ
ﺑﺎﺫﻥ ﺗِﺠﺎﻧـﻲ ﻭﻟـﻮ ﺑﻮﺳﻴﻄﺔ
Dari awal mereka diciptakan sampai waktu shalawat al-fatih diucapkan. Dengan adanya izin dari Sayid Ahmad al-Tijaniy sekalipun dengan perantara.
ﻭﻛﻢ ﻣﻦ ﺗﻀﺎﺋﻒ ﻷﻭﻟﻰ ﻭﺛﺎﻧﻴﺔ
ﻭﺛﺎﻟﺜﺔ ﻭﻫـﻜﺬﺍ ﻟــﻸﺧﻴﺮﺓ
Banyak sekali pelipat gandaan pahala dalam membaca shalawat al-Fatih yang pertama, kedua sampai seterusnya.
ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺿﻌﺎﻑ ﺫﻛﺮ ﻛﻞ ﺍﻟﻌﻮﺍﻟِﻢ
ﺑﺴـﺘﺔ ﺍﻵﻑ ﻭﻏﻔـﺮﺍﻥ ﺯﻟـﺔ
Pahala yang berlipat sebanding dengan dzikir yang dilakukan oleh makhluk di alam ini dengan 6000 kali lipat dan mendapat ampunan dari segala dosa.
ﻓﻼ ﺗﺘﺮﻛﻦ ﺷـﺎﺫﺓ ﻣﻦ ﺫﻧـﻮﺑﻨﺎ
ﻭﻻ ﻓﺎﺫﺓ ﻣﻨﻬﺎ ﻟﻌﻈﻢ ﺍﻟْﻤــﺰﻳﺔ
Oleh sebab itu janganlah engkau tinggalkan, lantaran membacanya menghilangkan dosa-dosa kita dan mendapat keutamaan tersendiri dari yang lainnya.
ﻭﻣﻮﺕ ﻋﻠﻰ ﺍﻻﺳﻼﻡ ﺍﻓﻀﻞ ﻧﻌﻤﺔ
ﺍﺫﺍ ﺩُﻣْﺖَ ﻣﻨﻬﺎ ﻣــﺮﺓ ﻟﻠﻤَﻨِﻴﺔ
Wafat dalam agama islam yang merupakan ni’mat tertinggi, apabila engkau melazimi shalawat al-Fatih setiap hari satu kali sampai kematian menjemput.
ﻭﻻ ﺑﺪ ﻣﻦ ﺍﺫﻥ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﻦ ﺍﺣﻤﺪﺍ
ﻭﻟـﻮ ﺑﻮﺳـﺎﺋﻂ ﻟﻨﻴﻞ ﺍﻟﻔﻀﻴﻠﺔ
Syaratnya adalah mendapat izin dari sayid Ahmad al-Tijaniy sekalipun melalui perantara agar mendapat keutamaannya.
ﻣﻊ ﺍﻻﻋﺘﻘﺎﺩ ﺍﻧﻬﺎ ﻓﻲ ﺻﺤﻴﻔﺔ
ﻣﻦ ﺍﻟﻨﻮﺭ ﺍﻧﺰﻟﺖ ﺑﺄﻗـــﻼﻡ ﻗﺪﺭﺓ
Disertai keyakinan bahwa shalawat al-Fatih itu datang berupa lembaran dari cahaya yang turun dengan kalamullah
ﻭﻋﺪ ﺍﻟﺮﻣﺎﺡ ﻋﺸﺮﺓً ﻣﻦ ﺷﺮﻭﻃﻬﺎ
ﻭﻗﺎﻝ ﺑﻜﺘﻤﻬﺎ ﺳــﻮﻯ ﻋﻦ ﺧُﻮﻳﺼﺔ
Pengarang kitab Rimah Hizb al-Rahim menyebutkan 10 persyaratan. Beliau mengatakan 10 syarat tersebut tidak diketahui kecuali oleh orang-orang khusus.
ﻭﺍﻣﺎ ﺛﻮﺍﺑـﻬﺎ ﺍﻟﻌﻤﻴﻢ ﻓﺤـﺎﺻﻞ
ﻟﺴـﺎﺋﺮ ﺧﻠﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺩﻭﻥ ﺷـﺮﻳﻄﺔ
Pahalanya meratai bagi seluruh ciptaan Allah tanpa 10 syarat.
ﻭﻋﻦ ﺳﻴﺪﻱ ﺍﻟﺒﻜﺮﻱ ﻣﻦ ﻋﻨﻪ ﺍﻧﺰﻟﺖ
ﻓـﺪﺍﺀ ﻣﻦ ﺍﻟْﺠـﺤﻴﻢ ﻣﻨﻬﺎ ﺑِﻤَﺮﺓ
Diriwayatkan dari sayid al-Bakriy bahwa shalawat al-fatih diturunkan sebagai tebusan dari neraka jahim sekalipun dibaca sekali.
ﻓـﻮﺍﻟﻠﻪ ﻣﺎ ﺭﺃﻳﺖ ﺫﻛـﺮﺍ ﻣﻘﺎﺭﺑﺎ
ﻟـﻬﺎ ﺑﻌﺪ ﺭُﺗﺒﺔ ﺍﻻﺳﺎﻣﻲ ﺍﻟﻌﻈﻴﻤﺔ
Demi Allah, aku tidak pernah melihat satu dzikir yang mendekatkan diri kepada Allah yang memiliki tingkatan yang agung seperti shalawat al-Fatih.
ﻓﻼ ﺗﻔﺘـﺮﻥ ﻋﻨﻬﺎ ﻓﺘﻨﺪﻡ ﻓﻲ ﻏـﺪٍ
ﻧـﺪﺍﻣﺔ ﻛُﺴْﻌِﻲ ﻭﺻﺎﺣـﺐ ﺑَﺘﺔ
Janganlah engkau melalaikannya sehingga menyesal dikemudian hari seperti penyesalan seorang yang bernama kusaiy dan seperti orang yang menetapkan keputusannya (al-farazdaq).
ﻓﻌَﺾ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺑﺎﻟﻨـﻮﺍﺟـﺬ ﺳﺮﻣﺪﺍ
ﻓﺘﺴﻤﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺍﻗـﻄﺎﺏ ﻛﻞ ﻭﺳﻴﻠﺔ
Peganglah sekuat-kuatnya dengan gigi gerahammu selamanya, maka engkau akan mendapat derajat menjadi Aqthab dengan segala wasilah.
ﻓـﻼ ﺗﻌﺪﻟـﻦ ﻋﻨﻬﺎ ﺍﻟﻰ ﺍﻱ ﺻﻴﻐﺔ
ﺍﺫﺍ ﻛﻨﺖ ﻳﺎ ﺃﺧﻲ ﻣﻦ ﺍﺻﺤﺎﺏ ﻧُﻬﻴﺔ
Janganlah engkau pindah kepada bentuk shalawat lainnya, apabila engkau termasuk orang yang cerdas.
ﺣﻮﺕ ﺳﺮ ﻛﻞ ﺻﻴﻐﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻮﺍﻟـﻢ
ﻭﺯﺍﺩﺕ ﺑﺄﺳـﺮﺍﺭ ﻭﺃﺷﻴﺎ ﻋـﺰﻳﺰﺓ
Di dalam shalawat al-Fatih telah mencakup setiap bentuk shalawat yang ada di alam. Dan lebih unggul dengan banyak rahasia serta banyak sesuatu sangat mahal nilainya.
ﻭﺭَﺑـﻰ ﺑـﻬﺎ ﻋُﺒﻴﺪﺓ ﺑﻦ ﻣﺤـﻤﺪ
ﻭﺍﺑـﺪﻯ ﻋﺠﻴﺒﺔ ﺑﻤﻴـﺰﺍﺏ ﺭﺣﻤﺔ
Keutamaan Shalawat al-Fatih juga dijelaskan oleh syaikh Ubaidah Ibn Muhammad, beliau memunculkan hal-hal ajaib dalam kitabnya yang bernama Mizab al-Rahmah.
ﻓﻴﺎ ﺭﺏ ﺟـﺎﺯﻩ ﻭﻛﻞ ﻣﺆﻟِــﻒ
ﺑﺨﻴﺮ ﻭﺍﺣﺴــﺎﻥ ﻋﻦ ﺍﻻﺣﻤﺪﻳﺔ
Ya Allah, balaslah beliau dengan kebaikan-kebaikan dan berikanlah balasan yang baik kepada setiap pengarang yang mengikuti ajaran Sayid Ahmad al-Tijaniy.dikutip dari risalah:
ﻓَﻮَﺍﺗِﺢُ ﺍﻟْﻤَﻔَﺎﺗِﺢ
ﻓِﻲ ﺍِﺑْﺮَﺍﺯِ ﺍْﻷَﺳْﺮَﺍﺭِ ﻣِﻦْ ﻛُﻨُﻮْﺯِ ﺻَﻼَﺓِ ﺍْﻟﻔَﺎﺗِﺢ
ﺟﻤﻊ ﻭﺗﺮﺗﻴﺐ
ﺍﻟﺤﺎﺝ ﺭﺯﻗﻲ ﺫﻭﺍﻟﻘﺮﻧﻴﻦ ﺃﺻﻤﺖ ﺍﻟﺒﺘﺎﻭﻱ
ﺍﻟﺮﺍﺟﻲ ﺍﻟﻰ ﺭﺣﻤﺔ ﺭﺑﻪ ﺍﻟﻌﺰﻳﺰ ﺍﻟﻘﻮﻱ
ﻏﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﻭﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺴﺎﻭﻱ
ﺁﻣﻴﻦ
Tentang Shalawat Fatih
Diantara rukun wirid wadzifah adalah membaca shalawat fatih sebanyak 50 kali .
Syarah kandungan shalawat Fatih…, walaupun shalawatnya diakui dari Nabi Muhammad saw; mencerminkan pemikiran faham tasawuf Syekh Ahmad al-Tijani serta pengaruh tasawuf Filsafat terhadap pemikiran Syekh Ahmad al-Tijani.
Makna al-Fatih li ma Ughliq pada intinya adalah :
1) Nabi Muhammad saw adalah sebagai pembuka belenggu ketertutupan segala yang maujud di alam.
2) Nabi muhammad saw sebagai pembuka keterbelengguan al-Rahmah al-Ilahiyyah bagi para makhluk di alam.
3) Hadirnya Nabi Muhammad saw menjadi pembuka hati yang terbelenggu oleh Syirik.
Sholawat al-Fatih memiliki 8 martabat keutamaan
dibawah ini hanya keutamaan pada martabat yang pertama saja, sedangkan yang lainnya dirahasiakan oleh Allah SWT, diantaranya adalah :
1. Membaca sholawat al-Fatih 1x setiap hari di jamin hidup bahagia dunia dan akhirat
2. Membaca sholawat al-Fatih 1x menghapus semua dosa
3. Membaca sholawat al-Fatih 1x menyamai pahala ibadah semua mahluk di alam semesta ini 6000x lipat
4. Membaca sholawat al-Fatih 1x menyamai pahala sholawat yang dibaca oleh seluruh mahluk dari awal di ciptakan sampai sekarang 600x lipat
5. Membaca sholawat al-Fatih 1x setiap hari, di jamin mati membawa iman ( husnul khotimah ).
6. Membaca sholawat al-Fatih 10x di malam jum’at lebih besar pahalanya dari pada ibadah seorang wali yang tidak membaca sholawat al-Fatih selama 1 juta tahun.
7. Pahala sholawat al-Fatih dapat menutupi dan mengganti kesalahan yang pernah ia lakukan terhadap orang lain, sehingga ia dapat mengganti tuntutannya di hari kiamat.
8. Membaca sholawat al-Fatih 100x di malam jum’at menghapus dosa 400 tahun.
9. Syekh Ahmad at-Tijany r.a berkata :
”Keistimewaan sholawat al-Fatih sangat sulit di terima oleh akal, karena ia merupakan rahasia Allah SWT yang tersembunyi. Seandainya ada 100,000 bangsa, yang setiap bangsa itu terdiri dari 100,000 kaum, dan setiap kaum terdiri dari 100,000 orang, dan setiap orang diberi umur panjang oleh Allah SWT sampai 100,000 tahun, dan setiap orang bersholawat kepada nabi setiap hari 100,000 x, semua pahala itu belum dapat menandingi pahala membaca sholawat al-Fatih 1x.
( al-Fathur Robbany karya Sayyid Muhammad bin Abdillah as-Syafi`ie at-Thoshfaawy at-Tijany hal 99-100 )
Shalawat ini disebut Shalawat al-Fatih dan disusun oleh al-‘Arif al-Kabir Sayyid Muhammad al-Bakri. la mengatakan, “Barangsiapa membacanya satu kali dalam seumur hidup, maka dijamin dirinya tidak akan masuk neraka.” Bagi orang yang mau membacanya terus-menerus selama empat puluh hari, Allah akan menerima tobat atas semua dosanya. Jika shalawat ini dibaca seribu kali pada malam Jumat atau malam Kamis atau malam Senin, maka orang yang membaca akan bisa berkumpul dengan Rasulullah saw.
Allahumma sholli wasallim wabaarik ‘alaa sayyidinaa Muhammadinil faatihi limaa ughliqa, wal khaatimi limaa sabaqa wannaashiril haqqi bilhaqqi, walhaadii ilaa shiraatikal mustaqiimi, shollallaahu ‘alaihi wa ‘alaa aalihi wa ash haabihi haqqa qadrihii wamiqdaa rihil ‘adziim.
Artinya :
Ya Allah curahkanlah rahmat dan keselamatan serta berkah atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang dapat membuka sesuatu yang terkunci, penutup dari semua yang terdahulu, penolong kebenaran dengan jalan yang benar, dan petunjuk kepada jalanMu yang lurus.
Semoga Allah mencurahkan rahmat kepada beliau, kepada keluarganya dan kepada semua sahabatnya dengan sebenar-benar kekuasaanNya yang Maha Agung.
Manfaat dan fadhilah sholawat Fatih:
Sholawat ini dikarang oleh Syech Sayyid Muhammad Syamsuddin ibn Abil Hasan al Bakri RA, adapun gunanya adalah:
Untuk menghilangkan pikiran yang resah atau susah.
Barang siapa membaca sholawat al Fatih tersebut, seumur hidup sekali saja Insya Allah diselamatkan dari api neraka.
Membaca Sholawat Al Fatih satu kali seperti membaca sholawat 10.000 x (ada yang mengatakan 600.000 x )
Untuk melepaskan semua kesulitan misalnya agar dapat segera membayar hutang, urusan yang sukar segera dapat solusinya, agar rizqinya lancar dll. Untuk memperoleh sesuatu yang dimaksud sebaiknya shalawat fatih tsb dibaca secara kontinyu (langgeng) terutama dibaca tengah malam 100 x selama 40 hari, atau lebih ampuh lagi dibaca setiap hari tiap malam dengan cara shalat hajat dua rakaat, setelah salam hadiah fatihah kepada para Nabi, auliya’, syuhada’ ulama’, ahli qubur yang mu’min, kemudian membaca sholawat Fatih.
Apabila sholawat fatih dibaca setelah shalat shubuh 21 x Allah akan memberi luas rizqinya, sabar hatinya, selamat diri dan keluarganya terhindar dari semua bala’ dan bencana atau malapetaka.
Dan siapa orang yang membaca sholawat Fatih 1000 x pada malam Jum’at atau malam Kamis atau malam Senin, maka orang tadi besok dapat berkumpul dengan Nabi Muhammad SAW. adapun caranya sebelum membaca Sholawat Shalat sunnah 4 rakaat: rakaat pertama ba’da Fatihah membaca Surat Al Qadar, rakaat ke dua membaca Surat Al Kafirun, rakaat ke tiga membaca Surat Al Falaq, dan rakaat ke empat membaca Surat An Nas (Afdholus Sholawat :142)
sumber
FIDYAH DENGAN SHOLAWAT AL – FATIH
{ ﻓﺪﻳﺔ ﺑﺼﻼﺓ ﺍﻟﻔﺎﺗﺢ {
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠـَـﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧﺎَ ﻣُـﺤَﻤَّﺪٍ ﻥِ ﺍْﻟﻔﺎَﺗِﺢِ ﻟِـﻤَـﺎ ﺍُﻏْﻠِﻖَ . ﻭَﺍﻟْـﺨَـﺎﺗِـﻢِ ِﻟـﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ . ﻧﺎَﺻِﺮِﺍْﻟـﺤَﻖِّ ﺑِﺎْﻟـﺤَﻖِّ . ﻭَﺍْﻟـﻬَﺎﺩِﻱْ ﺍِﻟـَﻰ ﺻِﺮَﺍﻃِﻚَ ﺍْﻟـﻤُﺴْﺘَﻘِﻴْﻢِ . ﻭَﻋَﻠﻰَ ﺃَﻟِﻪِ ﺣَﻖَّ ﻗَﺪْﺭِﻩِ ﻭَﻣِﻘْﺪَﺍﺭِﻩِ ﺍْﻟﻌَﻈِﻴْﻢِ . ‏( ×10 ‏) ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍِﻥَّ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓَ ﺃُﻫْﺪِﻳْﻬﺎَ ﻟِﻜُﻞِّ ﻣَﻦْ ﻟَﻪُ ﻋَﻠَﻲَّ ﻭَﻋَﻠﻰَ ﻭَﺍِﻟﺪَﻱَّ ﺗَﺒﺎَﻋَﺔٌ ﺃَﻭْ ﻣَﻈْﻠَﻤَﺔٌ ﺃَﻭْ ﺣَﻖٌّ ﺃَﻭْ ﺩَﻳْﻦٌ . ﻳُﻄﺎَﻟِﺒُﻨِـﻲْ ﺑِﻪِ ﻭَﺇِﻳﺎَّﻫُـﻤﺎَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍْﻟﻘِﻴﺎَﻣَﺔِ ﺑَﻴْﻦَ ﻳَﺪَﻳْﻚَ . ﻣِﻦْ ﺧُﺮُﻭْﺟِﻲْ ﻭَﺧُﺮُﻭْﺟِﻬِﻤَﺎ ﻣِﻦْ ﺑَﻄْﻦِ ﺃُﻣِّﻲْ ﻭَﺃُﻣِّﻬِﻤﺎَ ﺇِﻟـﻰَ ﻣُﺴْﺘَﻘَﺮِّﻱْ ﻭَﻣُﺴْﺘَﻘَﺮِّﻫِـﻤﺎَ ﻓِﻰ ﺍﻟﺘُّﺮَﺍﺏِ . ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺗَﻘَﺒَّﻞْ ﻣِﻨِّـﻲْ ﻭَﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﻭَﺑَﻠِّﻎِ ﺍﻟﺜَّﻮَﺍﺏَ ﺇِﻟَﻴْﻬِﻢْ . ﻳَﻘْﺘَﺴِﻤُﻮْﻥَ ﺫَﺍِﻟﻚَ ﻋَﻠﻰَ ﻗَﺪْﺭِ ﺃَﻧْﺼِﺒَﺂﺋِﻬِﻢْ ﻭَﺣِﺼَﺼِﻬِﻢْ ﻓِﻰ ﺍﻟﺘَّﺒِﻌﺎَﺕِ ﻭَﺍﻟﻈَّﻼَﻣﺎَﺕِ ﻭَﺍﻟﺪُّﻳُﻮْﻥِ ﻭَﺍْﻟـﺤُﻘُﻮْﻕِ . ﻭَﺻَﻠﻰَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠﻰَ ﺳَﻴِّﺪِﻧﺎَ ﻣُـﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠﻰَ ﺃﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ . ﺳُﺒْﺤﺎَﻥَ ﺭَﺑِّﻚَ ﺭَﺏِّ ﺍْﻟﻌِﺰَّﺓِ ﻋَﻤﺎَّ ﻳَﺼِﻔُﻮْﻥَ . ﻭَﺳَﻼَﻡٌ ﻋَﻠﻰَ ﺍْﻟـﻤُﺮْﺳَﻠِﻴْﻦَ . ﻭَﺍْﻟـﺤَﻤْﺪُ ِﻟﻠﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍْﻟﻌﺎَﻟَـﻤِﻴْﻦَ .
Sayyid Muhammad Ibnul `Arooby ad-Dimroowy ra berkata : ”Sebagian dari yang telah diajarkan oleh Syekh kami Syekh Ahmad bin Muhammad at-Tijany ra tatkala aku bertanya kepada beliau tentang masalah gibah dan masalah lain yang serupa dengan itu seperti mengambil hak milik orang. Maka beliau pun menjelaskan : Bacalah sholawat al-Fatih, lalu ucapkanlah pernyataan ini :
( Ya Allah sholawat ini aku hadiahkan kepada setiap orang yang bagiku dan bagi kedua orang tuaku ada semacam tanggungan, kedzholiman, hak yang aku langgar serta hutang piutang yang belum sempat aku tunaikan sejak aku lahir hingga aku mati, yang akan ia tuntut aku pada hari kiamat dihadapan-Mu. Ya Allah, terimalah bacaan sholawatku ini, dan sampaikanlah pahalanya kepada mereka, agar mereka mendapatkan pahalanya sesuai dengan bagian mereka masing-masing)” ( Ghoyatul `Amaany. Syekh Muhammad as-Sayyid at-Tijany hal 8 )
IJAZAH MUBAROKAH
ﻳَﺎﻣَﻦْ ﺍَﻇْﻬَﺮَ ﺍْﻟـﺠَﻤِﻴْﻞَ . ﻭَﺳَﺘَﺮَ ﺍْﻟﻘَﺒِﻴْﺢَ . ﻭَﻟـَﻢْ ﻳُﺆَﺍﺧِﺬْ ﺑِﺎْﻟـﺠَﺮِﻳْﺮَﺓِ . ﻭَﻟـَﻢْ ﻳَﻬْﺘِﻚِ ﺍﻟﺴِّﺘْﺮَ . ﻭَﻳﺎَﻋَﻈِﻴْﻢَ ﺍْﻟﻌَﻔْﻮِ . ﻭَﻳﺎَﺣَﺴَﻦَ ﺍﻟﺘَّﺠَﺎﻭُﺯِ . ﻭَﻳﺎَﻭَﺍﺳِﻊَ ﺍْﻟـﻤَﻐْﻔِﺮَﺓِ . ﻭَﻳﺎَﺑﺎَﺳِﻂَ ﺍْﻟﻴَﺪَﻳْﻦِ ﺑِﺎﻟﺮَّﺣْﻤَﺔِ . ﻭَﻳﺎَ ﺳَﺎﻣِﻊَ ﻛُﻞِّ ﻧَﺠْﻮَﻯ . ﻭَﻳﺎَ ﻣُﻨْﺘَﻬَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻜْﻮَﻯ . ﻭَﻳﺎَ ﻛَﺮِﻳْﻢَ ﺍﻟﺼَّﻔْﺢِ . ﻭَﻳﺎَ ﻋَﻈِﻴْﻢَ ﺍْﻟـﻤَﻦِّ . ﻭَﻳﺎَ ﻣُﻘِﻴْﻞَ ﺍْﻟﻌَﺜَﺮَﺍﺕِ . ﻭَﻳﺎَ ﻣُﺒْﺘَﺪِﺋﺎً ﺑِﺎﻟﻨِّﻌَﻢِ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﺳْﺘِﺤْﻘﺎَﻗِﻬﺎَ . ﻳَﺎ ﺳَﻴِّﺪِﻱْ ﻭَﻳﺎَﻣَﻮْﻻَﻱَ ﻭَﻳﺎَ ﻏَﺎﻳَﺔَ ﺭَﻏْﺒَﺘِﻲْ . ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺗُﺸَﻮِّﻩَ ﺧِﻠْﻘَﺘِﻲْ ﺑِﺒَﻼَﺀِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴﺎَ ﻭَﻻَ ﺑِﻌَﺬَﺍﺏِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ .
Di dalam kitab al-Mustadrok, Imam al-Hakim ra mengeluarkan sebuah hadits dari Amer bin Syu`aib ra yang ia terima dari bapaknya dan kakeknya, ia berkata :
”Malaikat Jibril as pernah datang kepada nabi SAW dengan membawa do`a ini dari langit, dan ia datang dengan wajah yang indah berseri-seri sambil tertawa bersuka ria, padahal ia tidak pernah turun ke bumi seperti itu sama sekali, Jibril as berkata : “Salam sejahtera atas-mu ya Rasulallah”. Nabi menjawab : ”Salam sejahtera pula atas-mu ya Jibril”. Ia berkata :”Allah telah mengutusku untuk membawa sebuah hadiah untukmu”. “Hadiah apa ?” tanya nabi SAW. “Beberapa kalimat yang diambil-Nya dari gudang arsy” jawabnya. “Dengan kalimat ini, mudah-mudahan Allah akan memuliakanmu”. “Kalimat apa ya Jibril?” Tanya nabi. Kemudian malaikat Jibril membacakan do`a ini : Yaa man azharol jamiil, wa satarol qobiih ……….. dst Nabi bertanya lagi :
“Fadhilah apa yang Allah berikan kepada pembacanya ?”. Malaikat Jibril as menjawab : “Seandainya semua malaikat yang ada di tujuh lapis langit itu berkumpul untuk menggambarkan fadhilahnya, niscaya mereka semua tidak akan mampu untuk menggambarkan fadhilahnya sampai hari kiamat tiba. Dan Allah SWT telah berfirman kepadaku : Kuberikan pahala kepada pembacanya sebanyak semua makhluk yang telah aku ciptakan, sebanyak tetesan air hujan, sebanyak pasir dan kerikil, dan Aku berikan pahala seperti yang di dapat oleh 70 orang nabi yang telah menyampaikan dakwah risalah”.
Imam al-Hakim berkomentar : “Hadits ini sanadnya shohih karena perawinya kebanyakan berasal dari penduduk Madinah yang terpercaya”. ( Tuhfatuz Dzaakirin syarah al-Hishnul Hashin karya Imam Muhammad bin Ali asy-Syaukany hal 378 )
Keutamaan dan Khasiatnya
Shalawat ini disebut Shalawat al-Fatih dan disusun oleh al-‘Arif al-Kabir Sayyid Muhammad al-Bakri. la mengatakan, “Barangsiapa membacanya satu kali dalam seumur hidup, maka di jamin dirinya tidak akan masuk neraka.” Bagi orang yang mau membacanya terus-menerus selama empat puluh hari, Allah akan menerima tobat atas semua dosanya. Jika sholawat ini dibaca seribu kali pada malam Jumat atau malam Kamis atau malam Senin, maka orang yang membaca akan bisa berkumpul dengan Rasulullah saw. Shalawat ini cocok sekali bagi para mubtadi’, mutawassith, dan muntahl. Sebaiknya shalawat ini diamalkan dan dibaca sehari semalam 100 kali.
Selain itu, shalawat ini memiliki manfaat dan kegunaan lain:
a) bila seseorang mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran, hendaknya ia rnembaca shalawat ini 11 kali setiap kali usai shalat secara istiqamah, dan 3 kali setiap kali mengikuti pelajaran. Insya Allah, pikiran akan cepat menangkap pelajaran;
b) bila seseorang membaca shalawat ini 7 kali setiap selesai shalat Maghrib dan Shubuh, insya’Allah ia akan senantiasa dilindungi oleh Allah dari gangguan jin;
c) untuk mengobati anak yang nakal, bacalah shalawat ini sebanyak 100 kali, ditiupkan pada air di gelas, dan kemudian airnya diminumkan pada anak yang nakal. Bacalah shalawat ini tiga kali dan kemudian tiupkan pada telinga kanan dan telinga kirinya. Insya Allah, anak itu akan cepat sadar dari kenakalannya.
SHOLAWAT FATIH ADALAH SAYYIDUS SHOLAWAT
Membaca sholawat kepada nabi Muhammad SAW ada yang menggunakan kalimat wa sallim atau wa sallam, dan ada pula yang tidak memakainya. Sholawat yang menggunakan kalimat wa sallam adalah sholawatnya orang-orang yang beriman, seperti firman Allah SWT : Yaa ayyuhal ladziina ‘aamanuu sholluu ‘alaihi wa sallimuu tasliimaa. Kalau sholawat itu bersumber dari Allah dan Malaikat, kalimatnya adalah : Innalloha wa malaaikatahu yusholluuna ‘alan nabiy. Oleh sebab itu ketika syekh Ahmad ra ditanya, mengapa sholawat al-Fatih tidak memakai kalimat wa sallim . Beliau menjawab : Karena sholawat al-Fatih bersumber dari Allah, bukan susunan yang dibuat oleh manusia.
Cukup lama sekali syekh Muhammad al-Bakriy ber-riyaadhoh dan munajat kepada Allah SWT, agar diberikan sholawat yang pahala, sirri, faedah dan keistimewaannya mengungguli seluruh sholawat yang pernah ada. Kemudian seorang malaikat mendatanginya dengan membawa secarik kain dari sorga bertuliskan sholawat al-Fatih dengan tulisan cahaya, oleh sebab itu pula sholawat al-Fatih disebut juga dengan sholawat al-Bakriyyah, dan ada juga yang menamakan dengan al-Yaaqutatil Fariidah ( Mutiara yang tak ada duanya ) dan ada juga yang menyebutnya dengan sayyidus sholawat ( pimpinan dari seluruh sholawat. Tapi yang paling dikenal adalah dengan sebutan sholawat al-Fatih.
Setelah 16 tahun berkholwat tepatnya saat syekh Ahmad ra berusia 46 tahun, beliau berjumpa dengan sayyidul wujud Rosulullah SAW dalam keadaaan sadar dan terjaga. Beliau mengajarkan serta mengijazahkan sholawat al-Fatih dan menjelaskan semua keistimewaan dan rahasianya kepada beliau. Sholawat al-Fatih harus diajarkan kepada semua orang dengan 2 tingkatan. Tingkatan khusus harus mendapat izin talkin resmi dari orang-orang yang menerimanya dari syekh Ahmad secara estafet dan yang menerimanya pun harus berkeyakinan bahwa sholawat ini bersumber dari Allah, bukan susunan manusia. Sedangkan tingkatan umum, seperti yang dikatakan oleh beliau :
Ajarkan semua orang untuk membaca sholawat al-Fatih, agar mereka dapat mati dengan membawa iman. 
( al-Khulashoh Wafiyah 73 ).

Wallahu a'lam 

Semoga berkah manfaat.

NAMA-NAMA NABI MUHAMMAD SHOLLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM.

🌺🌻🌷NAMA NAMA NABI MUHAMMAD SHOLLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM DALAM KITAB DALAILUL KHOIROT🌷🌻🌺

اَسْمَاءُ سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِائَتَانِ وَ وَاحِدٌ وَّهِىَ هَذِهاَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى مَنِ اسْمُه سَيِّدُنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اَحْمَدُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا حَامِدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَحْمُوْدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اَحِيْدٌ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا وَحِيْدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَاحٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا حَاشِرٌ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا عَاقِبٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا طه صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا يس صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا طَاهِرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُطَهَّرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا طَيِّبٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا سَيِّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رَسُوْلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نَبِىٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا رَسُوْلُ الرَّحْمَةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا قَيِّمٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا جَامِعٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُقْتَفٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُقَفِّىْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رَسُوْلُ الْمَلاَحِمِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رَسُوْلُ الرَّاحَةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا كَامِلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَااِكْلِيْلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُدَثِّرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُزَّمِّلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا عَبْدُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا حَبِيْبُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَفِىُّ اللهِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نَجِىُّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا كَلِيْمُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا خَاتِمُالْاَنْبِيَاءِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا خَاتِمُ الرُّسُلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُحْيِىْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُنْجٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُذَكِّرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نَاصِرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَنْصُوْرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نَبِىُّ الرَّحْمَةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نَبِىُّالتَّوْبَةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَعْلُوْمٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا شَهِيْرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا شَاهِدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا شَهِيْدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَشْهُوْدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا بَشِيْرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُبَشِّرٌ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نَذِيْرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

 

سَيِّدُنَا مُنْذِرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نُوْرٌ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا سِرَاجٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مِصْبَاحٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا هُدًى صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَهْدِىٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُنِيْرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا دَاعٍ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَدْعُوٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُجِيْبٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُجَابٌ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا حَفِىٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا عَفُوٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا وَلِىٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا حَقٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا قَوِىٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اَمِيْنٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَاْمُوْنٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا كَرِيْمٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُكَرَّمٌ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَكِيْنٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَتِيْنٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُبِيْنٌ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُؤَمِّلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا وَصُوْلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا ذُوْقُوَّةٍصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا ذُوْحُرْمَةٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا ذُوْمَكَانَةٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَاذُوْعِزٍّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا ذُوْفَضْلٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُطَاعٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَامُطِيْعٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا قَدَمُ صِدْقٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رَحْمَةٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا بُشْرى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا غَوْثٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا غَيْثٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَاغِيَاثٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نِعْمَةُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا هَدِيَّةُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا عُرْوَةٌ وُّثْقى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صِرَاطُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا ذِكْرُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا سَيْفُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا حِزْبُ اللهِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا النَّجْمُ الثَّاقِبُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُصْطَفًى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا مُجْتَبًى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُنْتَقًى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اُمِّىٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا مُخْتَارٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اَجِيْرٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا جَبَّارٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا اَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اَبُو الطَّاهِرِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اَبُو الطَّيِّبِ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اَبُوْ اِبْرَاهِيْمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُشَفَّعٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَاشَفِيْعٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

 

سَيِّدُنَا صَالِحٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُصْلِحٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا مُهَيْمِنٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَادِقٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُصَدِّقٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا صِدْقٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا سَيِّدُ الْمُرْسَلِيْنَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اِمَامُالْمُتَّقِيْنَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا قَائِدُ الْغُرِّ الْمُحَجَّلِيْنَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا خَلِيْلُ الرَّحْمنِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا بَرٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُبَرٌّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا وَجِيْهٌ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نَصِيْحٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا نَاصِحٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا وَكِيْلٌ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُتَوَكِّلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا كَفِيْلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا شَفِيْقٌ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُقِيْمُ السُّنَّةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُقَدَّسٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رُوْحُالْقُدُسِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رُوْحُ الْحَقِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رُوْحُ الْقِسْطِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا كَافٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُكْتَفٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا بَالِغٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُبَلِّغٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا شَافٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا وَاصِلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَوْصُوْلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا سَابِقٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا سَائِقٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا هَادٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُهْدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُقَدَّمٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا عَزِيْزٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا فَاضِلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُفَضَّلٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا فَاتِحٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مِفْتَاحٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

 

سَيِّدُنَا مِفْتَاحُ الرَّحْمَةِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مِفْتَاحُ الْجَنَّةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا عَلَمُ الْاِيْمَانِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا عَلَمُ الْيَقِيْنِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا دَلِيْلُ الْخَيْرَاتِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَامُصَحِّحُ الْحَسَنَاتِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُقِيْلُ الْعَثَرَاتِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَفُوْحٌ عَنِالزَّلاَّتِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الشَّفَاعَةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْمَقَامِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْقَدَمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مَخْصُوْصٌ بِالْعِزِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَامَخْصُوْصٌ بِالْمَجْدِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَخْصُوْصٌ بِالشَّرَفِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْوَسِيْلَةِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ السَّيْفِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الفَضِيْلَةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَاصَاحِبُ الْاِزَارِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْحُجَّةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ السُّلْطَانِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الرِّدَاءِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الدَّرَجَةِ الرَّفِيْعَةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا صَاحِبُ التَّاجِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْمِغْفَرِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ اللِّوَاءِ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْمِعْرَاجِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْقَضِيْبِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا صَاحِبُ الْبُرَاقِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْخَاتَمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْعَلاَمَةِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْبُرْهَانِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْبَيَانِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَيِّدُنَا فَصِيْحُ اللِّسَانِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا مُطَهَّرُ الْجَنَانِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رَءُوْفٌ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رَحِيْمٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا اُذُنُ خَيْرٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَحِيْحُالْاِسْلاَمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا سَيِّدُ الْكَوْنَيْنِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا عَيْنُ النَّعِيْمِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا عَيْنُ الْغُرِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا سَعْدُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا سَعْدُالْخَلْقِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا خَطِيْبُ الْاُمَمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا عَلَمُ الْهُدى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ سَيِّدُنَا كَاشِفُ الْكُرَبِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا رَافِعُ الرُّتَبِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا عِزُّالْعَرَبِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُنَا صَاحِبُ الْفَرَجِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلى الِهاَللّهُمَّ يَا رَبِّ بِجَاهِ نَبِيِّكَ الْمُصْطَفى وَرَسُوْلِكَ الْمُرْتَضى طَهِّرْ قُلُوْبَنَا مِنْ كُلِّ وَصْفٍ يُّبَاعِدُنَا عَنْ مُّشَاهَدَتِكَ وَمَحَبَّتِكَ وَاَمِتْنَا عَلَى السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالشَّوْقِ اِلى لِقَائِكَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالْاِكْرَامِ وَصَلَّى اللهَ عَلى سَيِّدُنَا وَ مَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلى الِه وَصَحْبِه وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Teks latinnya👇👇👇

1. Sayyidunaa Muhammad shollallahu 'alaihi wa sallam 
2. Sayyidunaa Ahmad shollallahu 'alaihi wa sallam 
3. Sayyidunaa Hamid shollallahu 'alaihi wasallam 
4. Sayyidunaa Mahmud shollallahu 'alaihi wa sallam
 5. Sayyidunaa Ahiid shollallahu 'alaihi wa sallam
6. Sayyidunaa Wahiid shollallahu 'alaihi wa sallam 
7. Sayyidunaa Maahin shollallahu 'alaihi wa sallam 
8. Sayyidunaa Hasyir shollallahu 'alaihi wa sallam 
9. Sayyidunaa 'Aqib shollallahu 'alaihi wa sallam 
10. Sayyidunaa Thoha shollallahu 'alaihi wa sallam 
11. Sayyidunaa Yaa Siin shollallahu 'alaihi wa sallam 
12. Sayyidunaa Tohir shollallahu 'alaihi wa sallam 
13. Sayyidunaa Mutohhar shollallahu 'alaihi wa sallam 
14. Sayyidunaa Toyyib shollallahu 'alaihi wa sallam 
15. Sayyidunaa Sayyid shollallahu 'alaihi wa sallam 
16. Sayyidunaa Rasul shollallahu 'alaihi wa sallam 
17. Sayyidunaa Nabiyy shollallahu 'alaihi wa sallam 
18. Sayyidunaa Rasulur Rohmat shollallahu 'alaihi wa sallam 
19. Sayyidunaa Qoyyimu shollallahu 'alaihi wa sallam 
20. Sayyidunaa Jami' shollallahu 'alaihi wasallam 
21. Sayyidunaa Muqtafi shollallahu 'alaihi wa sallam 
22. Sayyidunaa Muqoffi shollallahu 'alaihi wa sallam 
23. Sayyidunaa Rasulul Malahimi shollallahu 'alaihi wa sallam 
24. Sayyidunaa Rasulur rohati shollallahu 'alaihi wa sallam 
25. Sayyidunaa Kamil shollallahu 'alaihi wa sallam 
26. Sayyidunaa Iklil shollallahu 'alaihi wa sallam 
27. Sayyidunaa Mudatstsir shollallahu 'alaihi wa sallam 
28. Sayyidunaa Muzammil shollallahu 'alaihi wa sallam 
29. Sayyidunaa Abdullah shollallahu 'alaihi wa sallam
30. Sayyidunaa Habibullah shollallahu 'alaihi wa sallam 
31. Sayyidunaa Shofiyullah shollallahu 'alaihi wa sallam 
32. Sayyidunaa Najiyyullah shollallahu 'alaihi wa sallam 
33. Sayyidunaa Kalimullah shollallahu 'alaihi wa sallam
34. Sayyidunaa Khotimul ambiya' shollallahu 'alaihi wa sallam 
35. Sayyidunaa Khotimur rusuli shollallahu 'alaihi wa sallam 
36. Sayyidunaa Muhyi shollallahu 'alaihi wa sallam 
37. Sayyidunaa Munajji shollallahu 'alaihi wa sallam 
38. Sayyidunaa Mudzakkir shollallahu 'alaihi wa sallam 
39. Sayyidunaa Naashir shollallahu 'alaihi wa sallam 
40. Sayyidunaa Manshur shollallahu 'alaihi wa sallam 41. Sayyidunaa Nabiyyur rohmah shollallahu 'alaihi wa sallam 
42. Sayyidunaa Nabiyyut taubah shollallahu 'alaihi wa sallam 
43. Sayyidunaa Harishun 'alaikum shollallahu 'alaihi wa sallam 
44. Sayyidunaa Ma'lum shollallahu 'alaihi wa sallam 
45. Sayyidunaa Syahir shollallahu 'alaihi wa sallam 
46. Sayyidunaa Syaahid shollallahu 'alaihi wa sallam 
47. Sayyidunaa Syahiid shollallahu 'alaihi wa sallam 
48. Sayyidunaa Masyhud shollallahu 'alaihi wa sallam 
49. Sayyidunaa Basyir shollallahu 'alaihi wa sallam
50. Sayyidunaa Mubassyir shollallahu 'alaihi wa sallam 
51. Sayyidunaa Nadziir shollallahu 'alaihi wa sallam 
52. Sayyidunaa Mundzir shollallahu 'alaihi wa sallam 
53. Sayyidunaa Nur shollallahu 'alaihi wasallam 54. Sayyidunaa Siroj shollallahu 'alaihi wa sallam 
55. Sayyidunaa Misbah shollallahu 'alaihi wa sallam 
56. Sayyidunaa Huda shollallahu 'alaihi wasallam 
57. Sayyidunaa Mahdi shollallahu 'alaihi wa sallam
58. Sayyidunaa Munir shollallahu 'alaihi wa sallam 
59. Sayyidunaa Da'i shollallohu 'alaihi wasallam 60. Sayyidunaa Mad'u shollallahu 'alaihi wa sallam 
61. Sayyidunaa Mujib shollallahu 'alaihi wa sallam 
62. Sayyidunaa Mujab shollallahu 'alaihi wa sallam 
63. Sayyidunaa Hafiyy shollallahu 'alaihi wa sallam 
64. Sayyidunaa 'Afuw shollallahu 'alaihi wa sallam
65. Sayyidunaa Waliyy shollallahu 'alaihi wa sallam 
66. Sayyidunaa Haq shollallahu 'alaihi wa sallam 
67. Sayyidunaa Qowiyy shollallahu 'alaihi wa sallam 
68. Sayyidunaa Amiin shollallahu 'alaihi wa sallam 
69. Sayyidunaa Ma'muun shollallahu 'alaihi wa sallam 
70. Sayyidunaa Kariim shollallahu 'alaihi wa sallam 
71. Sayyiduna Mukarrom shollallahu 'alaihi wa sallam 
72. Sayyidunaa Makiin shollallahu 'alaihi wa sallam 
73. Sayidunaa Matiin shollallahu 'alaihi wa sallam 
74. Sayyidunaa Mubiin shollallahu 'alaihi wa sallam 
75. Sayyidunaa Mu'ammil shollallahu 'alaihi wa sallam 
76. Sayyidunaa Wushul shollallahu 'alaihi wa sallam 
77. Sayyidunaa Dzu quwwah shollallahu 'alaihi wa sallam 
78. Sayyidunaa Dzu hurmah shollallahu 'alaihi wa sallam 
79. Sayyidunaa Dzu makanah shollallahu 'alaihi wa sallam 
80. Sayyidunaa Dzu 'izz shollallahu 'alaihi wa sallam 
81. Sayyidunaa Dzu fadhl shollallahu 'alaihi wa sallam 
82. Sayyidunaa Mutho' shollallahu 'alaihi wa sallam 
83. Sayyidunaa Muthi' shollallahu 'alaihi wa sallam 
84. Sayyidunaa Qodamu shidqi shollallahu 'alaihi wa sallam 
85. Sayyidunaa Rohmat shollallahu 'alaihi wa sallam 
86. Sayyidunaa Busyro shollallahu 'alaihi wa sallam 
87. Sayyidunaa Ghouts shollallahu 'alaihi wa sallam 
88. Sayyidunaa Ghoits shollallahu 'alaihi wa sallam 
89. Sayyidunaa Ghiyas shollallahu 'alaihi wa sallam 
90. Sayyidunaa Ni'matulloh shollallahu 'alaihi wa sallam 
91. Sayyidunaa Hadiyyatulloh shollallahu 'alaihi wa sallam 
92. Sayyidunaa 'Urwatun wutsqo shollallahu 'alaihi wa sallam 
93. Sayyidunaa Shirotulloh shollallahu 'alaihi wa sallam 
94. Sayyidunaa Shirotul mustaqim shollallahu 'alaihi wa sallam 
95.sayyidunaa Dzikrulloh shollallahu 'alaihi wa sallam 
96. Sayyidunaa Syaifulloh shollallahu 'alaihi wa sallam 
97. Sayyidunaa Hizbulloh shollallahu 'alaihi wa sallam 
98. Sayyidunaa An najmuts tsaqib shollallahu 'alaihi wa sallam 
99. Sayyidunaa Mustofa shollallahu 'alaihi wa sallam 
100. Sayyidunaa Mujtaba shollallahu 'alaihi wa sallam
101. Sayyidunaa Muntaqo shollallahu 'alaihi wa sallam 
102. Sayyidunaa Ummiy shollallahu 'alaihi wa sallam 
103. Sayyidunaa Mukhtar shollallahu 'alaihi wa sallam
104. Sayyidunaa Ajiir shollallahu 'alaihi wa sallam
105. Sayyidunaa Jabbar shollallahu 'alaihi wa sallam
106. Sayyidunaa Abul qosim shollallahu 'alaihi wa sallam 
107. Sayyidunaa Abut thohir shollallahu 'alaihi wa sallam 
108. Sayyidunaa Abut thoyyib shollallahu 'alaihi wa sallam
109. Sayyidunaa Abu ibrohim shollallahu 'alaihi wa sallam 
110. Sayyidunaa Musyaffa' shollallahu 'alaihi wa sallam. 
111. Sayyidunaa Syafi'un shollallahu 'alaihi wa sallam 
112. Sayyidunaa Sholih shollallahu 'alaihi wa sallam 
113. Sayyidunaa Muslih shollallahu 'alaihi wa sallam 
114. Sayyidunaa Muhaimin shollallahu 'alaihi wa sallam 
115. Sayyidunaa Shodiq shollallahu 'alaihi wa sallam 
116. Sayyidunaa Mushoddiq shollallahu 'alaihi wa sallam 
117. Sayyidunaa Shidqi shollallahu 'alaihi wa sallam 
118. Sayyidunaa Sayyidul mursalin shollallahu 'alaihi wa sallam 
119.sayyidunaa Imamul muttaqin shollallahu 'alaihi wa sallam 
120. Sayyidunaa Qoidul gurril muhajjalin shollallahu 'alaihi wa sallam 
121. Sayyidunaa Kholilur rohman shollallahu 'alaihi wa sallam 
122. Sayyidunaa Barrun shollallahu 'alaihi wa sallam 
123. Sayyidunaa Mabarrun shollallahu 'alaihi wa sallam 
124. Sayyidunaa Wajiih shollallahu 'alaihi wa sallam 
125.sayyidunaa Nashiih shollallahu 'alaihi wa sallam 
126. Sayyidunaa Naashih shollallahu 'alaihi wa sallam 
127. Sayyidunaa Wakiil shollallahu 'alaihi wa sallam 
128. Sayyidunaa Mutawakkil shollallahu 'alaihi wa sallam 
129. Sayyidunaa Kafiil shollallahu 'alaihi wa sallam 
130. Sayyidunaa Syafiiq shollallahu 'alaihi wa sallam 
131. Sayyidunaa Muqimus sunnati shollallahu 'alaihi wa sallam 
132. Sayyidunaa Muqoddas shollallahu 'alaihi wa sallam 
133. Sayyidunaa Ruhul qudus shollallahu 'alaihi wa sallam 
134. Sayyidunaa Ruhul haq shollallahu 'alaihi wa sallam 
135. Sayyidunaa Ruhul qisti shollallahu 'alaihi wa sallam 
136. Sayyyidunuaa Kaafin shollallahu 'alaihi wa sallam 
137. Sayyidunaa Muktafin shollallahu 'alaihi wa sallam 
138. Sayyidunaa Baaligh shollallahu 'alaihi wa sallam 
139. Sayyidunaa Muballigh shollallahu 'alaihi wa sallam 
140. Sayyidunaa Syaafin shollallahu 'alaihi wa sallam 
141. Sayyidunaa Washil shollalla hu 'alaihi wa sallam 
142.sayyidunaa Maushul shollallahu 'alaihi wa sallam 
143. Sayyidunaa Saabiq shollallahu 'alaihi wa sallam 
144. Sayyidunaa Saaiq shollallahu 'alaihi wa sallam 
145.sayyidunaa Haadin shollallahu 'alaihi wa sallam 
146. Sayyidunaa Muhdin shollallahu 'alaihi wa sallam 
147. Sayyidunaa Muqoddam shollallahu 'alaihi wa sallam 
148. Sayyidunaa Aziiz shollallahu 'alaihi wa sallam 
149. Sayyidunaa Faadhil shollallahu 'alaihi wa sallam 
150. Sayyidunaa Mufaddhol shollallahu 'alaihi wa sallam 
151. SayyidunaaFaatih shollallahu 'alaihi wa sallam 
152. Sayyidunaa Miftah shollallahu 'alaihi wa sallam 
153. Sayyidunaa Miftahur rohmah shollallahu 'alaihi wa sallam 
154. Sayyidunaa Miftahul jannah shollallahu 'alaihi wa sallam 
155. Sayyidunaa 'Alamul iman shollallahu 'alaihi wa sallam 
156. Sayyidunaa 'Alamul yaqiin shollallahu 'alaihi wa sallam 
157. Sayyidunaa Dalilul khoirot shollallahu 'alaihi wa sallam 
158. Sayyidunaa Mushohhihul hasanat shollallahu 'alaihi wa sallam 
159. Sayyidunaa Muqilul 'atsarot shollallahu 'alaihi wa sallam 
160. Sayyidunaa Shofufun 'aniz zallat shollallahu 'alaihi wa sallam 
161. Sayyidunaa Shohibus syafa'ah shollallahu 'alaihi wa sallam 
162. Sayyidunaa Shohibul maqom shollallahu 'alaihi wa sallam 
163. Sayyidunaa Shohibul qodam shollallahu 'alaihi wa sallam 
164. Sayyidunaa Makhsusun bil 'izz shollallahu 'alaihi wa sallam 
165.sayyidunaa Makhsusun bil majdi shollallahu 'alaihi wa sallam 
166. Sayyidunaa Makhususun bis syarof shollallahu 'alaihi wa sallam 
167. Sayyidunaa Shohibul wasilah shollallahu 'alaihi wa sallam 
168. Sayyidunaa Shohibus saifi shollallahu 'alaihi wa sallam 
169. Sayyidunaa Shohibul fadhilah shollallahu 'alaihi wa sallam 
170. Sayyidunaa Shohibul izar shollallahu 'alaihi wa sallam 
171. Sayyidunaa Shohibul hujjah shollalla hu 'alaihi wa sallam 
172. Sayyidunaa Shohibus sulton shollallahu 'alaihi wa sallam 
173. Sayyidunaa Shohibur rida' shollallahu 'alaihi wa sallam 
174. Sayyidunaa Shohibud darojatur rofi'ah shollallahu 'alaihi wa sallam 
175. Sayyidunaa Shohibut taj shollallahu 'alaihi wa sallam 
176. Sayyidunaa Shohibul mighfar shollallahu 'alaihi wa sallam 
177. Sayyidunaa Shohibul liwa' shollallahu 'alaihi wa sallam 
178. Sayyidunaa Shohibul mi'roj shollallahu 'alaihi wa sallam 
179. Sayyidunaa Shohibul qodhib shollallahu 'alaihi wa sallam 
180. Sayyidunaa Shohibul buroq shollallahu 'alaihi wa sallam 
181. Sayyidunaa Shohibul khotam shollallahu 'alaihi wa sallam 
182. Sayyidunaa Shohibul 'alamah shollallahu 'alaihi wa sallam 
183. Sayyidunaa Shohibul burhan shollallahu 'alaihi wa sallam 
184. Sayyidunaa Shohibul bayan shollallahu 'alaihi wa sallam 
185. Sayyidunaa Fashihul lisan shollallahu 'alaihi wa sallam 
186. Sayyidunaa Mutohhirul janan shollallahu 'alaihi wa sallam 
187. Sayyidunaa Ro'ufun shollallahu 'alaihi wa sallam 
188. Sayyidunaa Rohimun shollallahu 'alaihi wa sallam 
189. Sayyidunaa Udzunu khoirin shollallahu 'alaihi wa sallam 
190. Sayyidunaa Shohihul islam shollallahu 'alaihi wa sallam 
191. Sayyidunaa Sayyidul kaunain shollallahu 'alaihi wa sallam 
192. Sayyidunaa 'Ainun na'im shollallahu 'alaihi wa sallam 
193. Sayyidunaa 'Ainul gurri shollallahu 'alaihi wa sallam 
194. Sayyidunaa Sa'dulloh shollallahu 'alaihi wa sallam 
195. Sayyidunaa Sa'dul kholqi shollallahu 'alaihi wa sallam 
196. Sayyidunaa Khotibul umami shollallahu 'alaihi wa sallam 
197. Sayyidunaa 'Alamul huda shollallahu 'alaihi wa sallam 
198. Sayyidunaa Kasyiful kurobi shollallahu 'alaihi wa sallam 
199. Sayyidunaa Rofi'ur rutabi shollallahu 'alaihi wa sallam 
200. Sayyidunaa 'Izzul arobi shollallahu 'alaihi wa sallam 
201. Sayyidunaa Shohibul faroj shollallahu 'alaihi wa sallam.

Bila anda membacanya dari teks arab sampai latinnya berarti anda telah bersholawat kepada Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wa sallam sebanyak 402 kali👆👆👆

ASWAJA NU

*SEKILAS TENTANG NU* NU adalah kepanjangan dari *Nahdlatul Ulama* yang secara harfiah artinya *Kebangkitan Ulama*

Pada hakikatnya *Nahdlatul Ulama* adalah organisasi umat Islam Indonesia yang berhaluan _Ahlussunnah Wal Jama’ah_

*Ahlussunnah Wal Jama’ah* adalah golongan yang tetap teguh setia mengikuti dan memegang teguh segala apa yang datang dari Nabi Muhammad SAW baik berupa sabda, tindakan maupun ketetapan nabi, dan memegang teguh kepada segala yang datang dari sahabat -sahabatnya.
_Ahlussunnah Wal Jama’ah_ landasan dasar/hukum berpedoman kepada Kitabullah *Al-Qur’an, Sunnah Nabi (Hadits), Ijma’ dan Qiyas*.

Dalam masalah *Aqidah*, _Ahlussunnah Wal Jama’ah_ mengikuti:

 *1. Imam Abul Hasan Al Asy’ari* dan 
*2. Imam Abu Mansur Al Maturidi*.

Dibidang *Fiqih* mengikuti salah satu Madzhab empat yaitu : 

*1. Imam Hanafi,*
*2. Imam Maliki*, 
*3. Imam Syafi’i*, dan 
*4. Imam Hambali,*

Sedang dibidang *Tasawuf* mengikuti:

 *1. Imam Abul Qosim Al Junaidi* dan 
*2. Imam Ghozali.*

_SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA NU_

Secara formal NU lahir pada *Tanggal 16 Rajab 1344 H* bertepatan dengan *Tanggal 31 Januari 1926 M* di Surabaya. Namun pada hakikatnya ajaran yang dianut dan diperjuangkan oleh NU ini telah bersamaan dengan masuknya agama Islam di Indonesia.

Jika *KH. Hasyim Asy’ari* dikatakan sebagai pendiri NU, maka *KH. Abdul Wahab Hasbullah* adalah sebagai orang yang mewujudkan gerakan tersebut menjadi suatu organisasi. 
Sepulang dari belajar di Makkah, KH. Abdul Wahab Chasbullah mendirikan *Nahdlatul Wathon (1916)* di Surabaya. Organisasi ini bergerak pada bidang kepemudaan dan pada tahun 1924 di Surabaya sedang bergejolak perjuangan politik melawan Belanda, disamping itu disana sini sedang membaranya masalah khilafiyah di kalangan umat.

KH. Abdul Wahab Chasbullah sering terlibat dalam perdebatan sengit dengan ulama islam yang terkenal pada waktu itu untuk mencapai titik penyelesaiannya.
Sehubungan dengan pergolakan di Arab Saudi, maka KH. Abdul Wahab Chasbullah membentuk *Komite Hijaz* yang merupakan delegasi untuk menghadap Raja Ibnu Sa’ud guna membicarakan masalah tersebut. 
Komite Hijaz inilah yang mengilhami berdirinya NU karena pertemuan yang diadakan pada tanggal 16 Rajab 1344 itu memutuskan dua macam keputusan :

1. Mengirim utusan ulama Indonesia ke kongres dunia islam dengan memperjuangkan hukum ibadah berdasarkan madzhab empat.

2. Membentuk organisasi _jam’iyyah_ yang akan mengirimkan utusan tersebut atas usul KH. Alwi Abdul Azis yang diberi nama Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.

Adapun nama ulama yang hadir pada waktu itu antara lain :

1. KH. Hasyim Asy’ari : Jombang.
2. KH. Bisri Syamsuri : Jombang.
3. KH. Ridlwan : Semarang.
4. KH. Abdul Wahab Chasbullah : Surabaya.
5. KH. Nahrowi : Malang.
6. KH. Raden Asnawi : Kudus.
7. KH. Raden Hambali : Kudus.
8. KH. Nawawi : Pasuruan.
9. KH. Kholil : Bangkalan.

*SEJARAH PERJUANGAN NAHDLATUL ULAMA*

1. Pada masa penjajahan Belanda sikap NU adalah tidak mau bekerja sama dengan Belanda. Untuk menanamkan rasa benci terhadap penjajah, maka para Ulama mengharamkan sesuatu yang berbau Belanda (Contoh : Pakai Celana, Dasi dll)

2. Meskipun pada zaman Belanda tidak merupakan partai politik akan tetapi lapangan usahanya yang tidak hanya di bidang sosial keagamaan saja, namun international.

3. Dalam melaksanakan dan mencerdaskan bangsa, sejak berdirinya NU telah mendirikan Pondok Pesantren, Madrasah yang tersebar luas di seluruh cabang-cabang di Indonesia.

4. Dalam melaksanakan usahyanya, NU selalu menempuh cara-cara yang lazim dalam ajaran Islam yaitu : Musyawarah, Demokrasi.

5. Setiap usaha untuk mempersatukan umat Islam, NU aktif mempelopori acara tersebut dengan segala upaya untuk terwujudnya _ukhuwah Islamiyah_

6. Pada zaman penjajahan Jepang karena gigihnya melawan penjajah, NU termasuk organisasi yang dibubarkan oleh facisme Jepang.

7. Menjelang masa Kemerdekaan, NU ikut aktif dalam BPUPKI, bahkan *KH.Wahid Hasyim* ikut aktif dalam mempelopori sebagai panitia perumus UUD1945 dan Pancasila.

8. Setelah proklamasi kemerdekaan, Belanda masih tetap aktif ingin menjajah kembali bangsa Indonesia, waktu itu Belanda mendaratkan tentaranya di Surabaya dengan berkedok sekutu maka NU tampil kedepan dengan pandangan *Resolusi Jihad* nya pada tanggal 22 Oktober 1945 yang menyatakan _fardlu ‘ain_ hukumnya jihad melawan kafir Belanda, sehingga mampu menggerakkan arek-arek Surabaya itu pada tanggal 10 Nopember 1945 melawan Belanda.

9. Sejak terbentuknya kabinat Syahrir (1946) sampai dengan kabinet Pembangunan Pertama 1973, NU selalu diberi kepercayaan jabatan sebagai Menteri-menteri.

10. Ketika terjadi affair Madiun (PKI) 1948, dengan laskar Hizbullah dan dibawah pimpinan KH Zaenul Arifin dan Sabilillah dipimpin KH. Masykur turut aktif menumpas PKI.

11. Sejak tahun 1952 NU menjelma sebagai partai politik dan peranan NU semakin nyata dalam segala aktifitasnya yang bersifat politis kenegaraan maupun sosial kemasyarakatan.

12. Pada waktu terjadi G.30 S PKI, NU tampil sebagai pelopor yang pertama untuk menuntut pada pemerintah/presiden agar PKI dan banomnya dibubarkan (Oktober 1965)

13. Didalam menumpas PKI dan penumbangan ORLA, manunggalnya ABRI bersama rakyat NU sangat menentukan. Pada waktu itu H. Subhan ZE menjadi ketua aksi penggayangan gestapu *GP Ansor/Banser* tampil terdepan dalam penggayangan tersebut.

14. Pelajar dan mahasiswa NU turut ambil bagian terdepan dalam melaksanakan aksi penumbangan Orla dan Menegakkan Orba.

15. Setelah adanya penyederhanaan partai 1975 dimana partai-partai Islam berfusi ke dalam wadah Partai Persatuan Pembangunan maka NU menyatakan menjadi Jam’iyyah sebagai kelahirannya 1926.

16. Di dalam masa pembangunan ini, partisipasi NU dalam negara dan bangsa digarap melalui bidang-bidang pokok :

a. Bidang da’wah dan penyiaran agama.
b. Bidang ekonomi dan pembangunan.
c. Bidang sosial dan kesejahteraan ( Mabarot )

*ASAS / AQIDAH, TUJUAN DAN LAMBANG NU*

*Aqidah*

Nahdlatul Ulama sebagai Jam’iyyah Diniyah Islamiyah beraqidah/berasas Islam menurut Faham Ahlussunnah Wal Jama’ah dan menganut salah satu dari madzhab empat: Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali.

Asas : Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara, Nahdlatul Ulama Berpedoman Kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan Dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Indonesia.

*Tujuan*

Berlakuanya ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah dan mengikuti salah satu madzhab 4 ditengah-tengah kehidupan masyarakat didalam wadah Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

*Lambang*

NU mempunyai lambang berupa gambar bola diikat dengan tali, dilingkari oleh lima bintas diatas garis khatulistiwa, sehingga seluruhnya berjumlah sembilan bintang, serta terdapat tulisan Nahdlatul Ulama dengan huruf Arab yang melintang bola dunia dan menelusuri garis khatulistiwa. Lambang tersebut diciptakan oleh *KH. RIDLWAN ABDULLAH* dilukis dengan warna putih diatas warna hijau.

*STRUKTUR ORGANISASI*

1. Kepengurusan NU terdiri dari Musytasyar, Syuriah, Tanfidliyah.

2. Mustasyar adalah pembina, pembimbing, penasehat kegiatan NU.

3. Syuriah merupakan berfungsi sebagai pengelola, pengendali, pengawas, dan penentu kebijakan Jam’iyyah yang berlaku.

4. Tanfidziyah merupakan pelaksana sehari-hari kegiatan NU.

5. Mustasyar dibentuk hanya untuk tingkatan pengurus Besar, Wilayah dan Cabang.

6. Hak dan kewajiban syuriah dan Tanfidliyah diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

*PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN ULAMA DALAM NU*

Jam’iyyah Nahdlatul Ulama adalah merupakan kumpulan para ulama yang bangkit dan membangkitkan pengikut-pengikutnya untuk dapat mengamalkan syariat Islam Ahlusunnah Wal jama’ah.

Kedudukan Ulama didalam NU menempati posisi sentral yaitu :

1. Ulama sebagai pendiri Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.

2. Ulama sebagai Pengelola Nahdlatul Ulama.

3. Ulama sebagai Pengendali Kebijakan-kebijakan Nahdlatul Ulama.

4. Ulama sebagai panutan dan contoh tauladan bagi seluruh warga Nahdlatul Ulama dan kaum Muslimin khususnya.

Itulah sebabnya, maka antara NU dan Ulama tidak dapat dipisah-pisahkan, artinya saling membesarkan, saling mengambil dan memberi manfaat. 

Nahdlatul Ulama tanpa Ulama akan gersang tidak ada artinya sama sekali, dan Ulama yang keluar dari Nahdlatul Ulama berkurang bahkan hilang kemanfaatannya bagi masyarakat Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah.

Dengan demikian posisi Ulama dan peranannya didalam Nahdlatul Ulama sangat penting, oleh karenanya secara organisatoris Ulama didalam NU disediakan lembaga khusus yang dinamakan “Lembaga Syuriah”.

Lembaga ini berfungsi sebagai pengelola, pengendali, Pengawas dan penentu semua kebijaksanaan dalam Nahdlatul Ulama, sehingga dapatlah dikatakan dan memang demikian kenyataannya, bahwa Ulama dan Nahdlatul Ulama merupakan tiang penyangga utama atau soko guru.

Ulama dan Nahdlatul Ulama tidak dapat dipisahkan, karena Jam’iyyah NU merupakan wadah untuk mempersatukan diri.

Disamping itu NU juga merupakan wadah untuk menyatukan langkah. Dalam rangka usaha melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan Islam yang berhaluan Ahlussunnah Wal jama’ah.

Merupakan kenyataan sejarah yang tidak bisa dibantah, bahwa keberadaan Ulama dan Nahdlatul Ulama tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan umat Islam dan Nahdlatul Ulama tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan umat Islam di Indonesia, semenjak masuknya sampai sekarang. *Santri NU*

FILOSOFI JAWA OLEH KANJENG SUNAN KALIJAGA.

                           DASA PITUTUR

SEMBILAN FILOSOFI JAWA YANG DIAJARKAN OLEH KANJENG SUNAN KALIJAGA.

1.URIP IKU URUP
Hidup itu nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita.
Semakin besar manfaat yang kita berikan tentunya akan lebih baik.

2. MEMAYU HAYUNING BAWANA
Manusia hidup di dunia ini harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan serta memberantas segala angkara murka, serakah dan tamak.

3.SURO DIRO JOYO JAYADININGRAT, LEBUR DENING PANGASTUTI.
Segala sifat keras hati, picik, angkara murka hanya dikalahkan dengan sikap bijak lembut hati dan sabar.

4.NGLURUK TANPO BOLO, MENANG TANPO NGASORAKE, SEKTI TANPO AJI AJI, SUGIH TANPO BONDHO.
Berjuang tanpa massa, Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan lawan.
Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan, Kaya tanpa didasari kebendaan.

5.DATAN SERIK LAMUN KETAMAN,
DATAN SUSAH LAMUN KALANGAN.
Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri, Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu.

6. OJO GUMUNAN, OJO GETUNAN, OJO KAGETAN LAN OJO ALEMAN.
Jangan mudah terheran heran, Jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut  dan jangan suka manja.

7.OJO KETUNGKUL MARANG LELUNGGUHAN , KADONYAN LAN KAMAREMAN.
Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan kebendaan dan kepuasan keduniawian.

8.OJO KEMINTER NDAK KEBLINGER,
OJO CIDRO MUNDAK CILOKO.
Jangan merasa pandai agar tidak salah langkah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.

9.OJO ADIGANG ADIGUNG ADIGUNO
Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti.

Semoga bermanfaat untuk kita semua Aamiin.
🙏

Kamis, 28 Mei 2020

DOA KEMAJUAN NU.

Do`a untuk kemajuan NU yang diijzahkan oleh Hadratusy Syeh Muhammad Hasyim Asy`ari:

اَللّٰهُمَّ أَيْقِظْ قُلُوْبَ الْعُلَمَاءِ وَالْمُسْلِمِيْنَ مِنْ نَوْمِ غَفْلَتِهِمِ الْعَمِيْقِ وَاهْدِهِمْ إِلَى سَبِيْلِ الرَّشَادِ. اَللّٰهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ أَحْيِ جَمْعِيَّتَنَا جَمْعِيَّةَ نَهْضَةِ الْعُلَمَاءِ حَيَاةً طَيِّبَةً إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ بِبَرَكَةِ “فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً (النحل: ٩٧)”، “فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِيْ إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ (ابراهيم: ٣٧٧)”. وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَالِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَالِمٍ وَفَاحِشٍ وَسُوْءٍ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ
(٣x بعد المفروضة)

Artinya: “Ya Allah, bangunkanlah hati para ulama dan umat Islam dari kelalaian yang dalam dan berkepanjangan dan tuntunlah mereka ke jalan petunjuk-Mu. Ya Allah, yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, hidupkanlah Jam’iyah kami Jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU) dengan kehidupan thoyyibah (kehidupan yang baik sesuai kehendak-Mu) hingga hari Kiamat dengan berkah ayat

فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً (النحل: ٩٧) ، فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِيْ إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ (ابراهيم: ٣٧٧

Artinya:“Maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik” (Qur’an Surat An-Nahl : 97). “Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur” (Qur’an Surat Ibrahim: 37). Dan karuniakanlah mereka rizqi (berupa) kekuatan yang mengalahkan kebathilan, kedzaliman, ketidaksenonohan dan keburukan agar mereka bertaqwa.”
*Dari KH Khotib Umar, dari ayahnya KH Umar, dari KH As’ad Syamsul Arifin, dari Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari.

Rabu, 27 Mei 2020

DOA-DOA SEPUTAR AQIQAH.

DOA-DOA SEPUTAR AQIQAH

1. Doa ketika menyembelih hewan:

بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ [ اللهم مِنْكَ وَلَكَ ] اللهم تَقَبَّلْ مِنِّي هَذِهِ عَقِيْقَةُ …

Dengan menyebut asma Allah. Allah Maha Besar. Ya Allah, dari dan untuk-Mu. Ya Allah, terimalah dari kami. Inilah aqiqahnya … (sebutkan nama bayi)

2. Doa ketika mencukur bayi:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ أَللهم نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَنُوْرُالشَّمْسِ وَالْقَمَرِ, اللهم سِرُّ اللهِ نُوْرُ النُّبُوَّةِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

“Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Ya Allah, cahaya langit, matahari dan rembulan. Ya Allah, rahasia Allah, cahaya kenabian, Rasululullah SAW, dan segala puji Bagi Allah, Tuhan semesta alam.”

3. Doa meniup ubun2 bayi setelah dicukur:

اللَّهُمَّ إِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan untuk dia dan keluarganya dari setan yg terkutuk.”

4. Doa walimah al-‘Aqiqah

اللهم احْفَظْهُ مِنْ شَرِّالْجِنِّ وَالْإِنْسِ وَأُمِّ الصِّبْيَانِ وَمِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَالْعِصْيَانِ وَاحْرِسْهُ بِحَضَانَتِكَ وَكَفَالَتِكَ الْمَحْمُوْدَةِ وَبِدَوَامِ عِنَايَتِكَ وَرِعَايَتِكَ أَلنَّافِذَةِ نُقَدِّمُ بِهَا عَلَى الْقِيَامِ بِمَا كَلَّفْتَنَا مِنْ حُقُوْقِ رُبُوْبِيَّتِكَ الْكَرِيْمَةِ نَدَبْتَنَا إِلَيْهِ فِيْمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ خَلْقِكَ مِنْ مَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ وَأَطْيَبُ مَا فَضَّلْتَنَا مِنَ الْأَرْزَاقِ اللهم اجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ وَأَهْلِ الْخَيْرِ وَأَهْلِ الْقُرْآنِ وَلَا تَجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الشَّرِ وَالضَّيْرِ وَ الظُّلْمِ وَالطُّغْيَانِ

“Ya Allah, jagalah dia (bayi) dari kejelekan jin, manusia ummi shibyan, serta segala kejelekan dan maksiat. Jagalah dia dgn penjagaan dan tanggungan-Mu yg terpuji, dgn perawatan dan perlindunganmu yg lestari. Dengan hal tersebut aku mampu melaksanakan apa yg Kau bebankan padaku, dari hak2 ketuhanan yg mulia. Hiasi dia dgn apa yg ada diantara kami dan makhluk-Mu, yakni akhlak mulia dan anugerah yg paling indah. Ya Allah, jadikan kami dan mereka sebagai ahli ilmu, ahli kebaikan, dan ahli Al-Qur’an. Jangan kau jadikan kami dan mereka sebagai ahli kejelekan, keburukan, aniaya, dan tercela.”

Sumber :
Lajnah Ta’lif Pustaka Gerbang Lama, Pondok Pesantren Lirboyo, dalam buku Menembus Gerbang Langit; Kumpulan Doa Salafus Shalih (Lirboyo, Pustaka Gerbang Lama, 2010), hal. 120-123.



DOA SURAT ALWAQI'AH

DOA SETELAH MEMBACA SURAT WAQI’AH, VERSI SAYYID MUHAMMAD ALAWI AL-MALIKI

أَللَّهُمَّ صُنْ وُجُوْهَنَا بِالْيَسَارِ, وَ لاَ تُوْهِنَّا بِاْلإِقْتَارِ فَنَسْتَرْزِقُ مِنْ طَالِبِيْ رِزْقِكَ وَ نَسْتَعْطِفُ شَرَارَ خَلْقِكَ وَ نَشْتَغِلُ بِحَمْدِ مَنْ أَعْطَانَا وَ نُبْتَلَى بِذَمِّ مَنْ مَنَعَنَا وَ أَنْتَ مِنْ وَرَاءِ ذَالِكَ كُلِّهِ أَهْلُ الْعَطَاءِ وَ الْمَنْعِ. أَللَّهُمَّ كَمَا صُنْتَ وُجُوْهَنَا عَنِ السُّجُوْدِ إِلاَّ لَكَ فَصُنَّا عَنِ الْحَاجَةِ إِلاَّ إِلَيْكَ بِجُوْدِكَ وَ كَرَمِكَ وَ فَضْلِكَ – يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ (3×). اَللَّهُمَّ أَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ. وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ.

 سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ الْمُرْتَجِيْ لِكُلِّ عَظِيْمٍ. أَللَّهُمَّ سَخِّرْ لِيْ أَمْرَ رِزْقِيْ, وَ اعْصِمْنِيْ مِنَ النَّصَبِ فِيْ طَلَبِهِ, وَ مِنْ شَغْلِ الْقَلْبِ وَ تَعَلُّقِ الْهَمِّ بِهِ, وَ مِنَ الذُّلِّ لِلْخَلْقِ بِسَبَبِهِ, وَ مِنَ التَّفْكِيْرِ وَ التَّدْبِيْرِ فِيْ تَحْصِيْلِهِ, وَ مِنَ الشُّحِّ وَ الْبُخْلِ بَعْدَ حُصُوْلِهِ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ سَبَبًا ِلإِقَامَةِ الْعُبُوْدِيَّةِ وَ مُشَاهَدَةِ أَحْكَامِ الرُّبُوْبِيَّةِ. اَللَّهُمَّ تَوَلَّ أَمْرِيْ بِذَاتِكَ, وَ لاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ, وَ لاَ إِلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ. وَ أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلِّهِ, وَ اهْدِنِيْ اِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ, صِرَاطِ اللهِ الَّذِيْ لَهُ مَا فِى السَّمَاوَاتِ وَ مَا فِى اْلأَرْضِ. أَلاَ إِلَى اللهِ تَصِيْرُ اْلأُمُوْرُ. 

 اَللَّهُمَّ يَا رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ يَا حَلِيْمُ يَا كَرِيْمُ يَا غَفُوْرُ يَا رَحِيْمُ يَا سَمِيْعُ يَا عَلِيْمُ. أَسْأَلُكَ بِحُرْمَةِ هَذِهِ السُّوْرَةِ الشَّرِيْفَةِ وَ بِبَرَكَتِهَا أَنْ لاَ تُخَيِّبَ رَجَائِيْ فِيْكَ, وَ أَنْ لاَ تَجْعَلَ حَاجَتِيْ إِلاَّ إِلَيْكَ, وَ أَنْ تَجْعَلَ خَيْرَ أَيَّامِيْ يَوْمَ الْعَرَضِ بَيْنَ يَدَيْكَ.

 اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَصْبَحْتُ وَ أَمْسَيْتُ وَ أَنَا أُحِبُّ الْخَيْرَ وَ أَكْرَهُ الشَّرَّ, وَ سُبْحَانَ اللهِ وَ الْحَمْدُ ِللهِ وَ لآَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ وَ لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. اَللَّهُمَّ اهْدِنَا بِنُوْرِكَ لِنُوْرِكَ فِيْمَا يَرِدُ عَلَيَّ مِنْكَ وَ فِيْمَا يَصْدُرُ مِنِّيْ إِلَيْكَ وَ فِيْمَا جَرَى بَيْنِيْ وَ بَيْنَ خَلْقِكَ. اَللَّهُمَّ سَخِّرْ لِيْ رِزْقِيْ وَ اعْصِمْنِيْ مِنَ الْحِرْصِ وَ التَّعَبِ فِيْ طَلَبِهِ وَ مِنْ شَغْلِ الْقَلْبِ وَ تَعَلُّقِ الْهَمِّ بِهِ, وَ مِنَ الذُّلِّ لِلْخَلْقِ بِسَبَبِهِ, وَ مِنَ التَّفَكِّ وَ التَّدَبُّرِ فِيْ تَحْصِيْلِه ِ وَ مِنَ الشُّحِّ وَ الْبُخْلِ بَعْدَ حُصُوْلِهِ. أَللَّهُمَّ يَسِّرْ لِيْ بِرِزْقٍ حَلاَلٍ وَ عَجِّلْ بِهِ – يَا نِعْمَ الْمُجِيْبُ (3×). اَللَّهُمَّ إِنَّهُ لَيْسَ فِى السَّمَاوَاتِ دَوْرَاتٌ , وَ لاَ فِى الْبِحَارِ قَطَرَاتٌ, وَ لاَ فِى الْجِبَالِ مَدَرَاتٌ, وَ لاَ فِى الشَّجَرِ وَرَقَاتٌ, وَ لاَ فِى الْعُيُوْنِ لَحَظَاتٌ, وَ لاَ فِى النُّفُوْسِ خَطَرَاتٌ إِلاَّ وَ هِيَ بِكَ عَارِفَاتٌ وَ لَكَ شَاهِدَاتٌ وَ عَلَيْكَ دَالاَّتٌ وَ فِيْ مُلْكِكَ مُتَحَيِّرَاتُ. فَبِالْقُدْرَةِ الَّتِيْ سَخَّرْتَ بِهَا أَهْلَ اْلأَرْضِ وَ السَّمَاوَاتِ, سَخِّرْ لِيْ قُلُوْبَ الْمَخْلُوْقَاتِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ ارْحَمْ فَقْرِيْ وَ اجْبُرْ كَسْرِيْ وَ اجْعَلْ لُطْفَكَ فِيْ أَمْرِيْ, وَ سَخِّرْ فِيَّ لِسَانَ صِدْقٍ, وَ اجْعَلْهُ مَحَلَّ الْفَهْمِ لِلْخِطَابِ وَ النُّطْقِ بِالصَّوَابِ وَ الْعَمَلِ بِالسُّنَّةِ وَ الْكِتَابِ. اَللَّهُمَّ ذَكِّرْنِيْ إِذَا نَسِيْتُ وَ أَيْقِظْنِيْ إِذَا غَفَلْتُ, وَ اغْفِرْلِيْ إِذَا عَصَيْتُ, وَ اقْبَلْنِيْ إِذَا أَطَعْتُ, وَ ارْحَمْنِيْ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ نَوِّرْ بِكِتَابِكَ بَصِيْرَتِيْ, وَ اشْرَحْ بِهِ صَدْرِيْ, وَ يَسِّرْ بِهِ أَمْرِيْ, وَ أَطْلِقْ بِهِ لِسَانِيْ, وَ فَرِّجْ بِهِ كَرْبِيْ , وَ نَوِّرْ بِهِ قَلْبِيْ, وَ أَكْرِمْ قَلْبِيْ بِالْحُبِّ وَ الْفَهْمِ, وَ ارْزُقْنِى الْقُرْآنَ الْعَظِيْمَ وَ الْعِلْمَ وَ الْفَهْمَ, وَ ارْزُقْنِى الْقُرْآنَ وَ السُّنَّةِ, يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. أَكْرِمْنِيْ بِأَنْوَاعِ الْخَيْرَاتِ فَإِنَّهُ لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ.

Semoga bermanfaat ..
Jamaah Sarinyala Kabupaten Gresik

DOA WALIMATUT TASMIYAH(MEMBERI NAMA ANAK)


Nama adalah identitas seseorang yg akan terus dibawa nya dari hidup sampai mati. Nama menjadi hal yg melekat dalam dirinya. Dalam kehormatannya atau kehinaannya.

Memberi nama yg indah kepada seorang anak adalah kewajiban pertama dari orang tua. Sedangkan anak adalah anugerah sekaligus cobaan untuk orang tuanya di dunia maupun akhirat.

Di bumi Nusantara, khususnya, memiliki tradisi untuk menyelenggarakan Puputan (walimat / slametan pemberian Nama bagi anak yg dilahirkan). Dianjurkan pada saat pemberian nama itu, kedua orang tua memanjatkan do’a kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa. Agar Allah menjadikannya sebagai hamba yg diberi hidayah, diberi taufik beramal shaleh dan dimuliakan di dunia dan akhirat.

Di antara doanya adalah sebagai berikut :

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ, وَعَلٰى اٰلِ مُحَمَّدٍ, الَّذِى نَادٰى اُمَّهٗ كُلُّ نَبِيٍّ إِهْتَدَى, اِذَا وَضَعْتِ شَمْسَ الْفَلَاحِ فَسَمَّيْهِ مُحَمَّدًا, هُوَ الْمَوْلُوْدُ نَظِيْفًا, مَّقْطُوْعَ السُّرَّةِ مُضِيْئًا نُّوْرُهٗ لِكُلِّ جِهَةٍ مُّقَدَّسًا رُّوْحُهٗ اَبَدًا.

Dengan keluhuran Nama Allah yg Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Ya Allah, limpahkanlah rahmat keagungan, keselamatan dan keberkahan, atas junjungan kami, penolong kami, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan atas keluarga Nabi Muhammad.

Dia adalah hamba yg ketika dalam kandungan, seluruh para Nabi memanggil ibunya, “Wahai Aminah, jika engkau melahirkan “Syamsul Falah : Matahari kemenangan”, maka berilah nama Muhammad”. Dialah hambaMu yg dilahirkan dalam keadaan sudah bersih, sudah terpotong tali pusarnya, benderang cahayanya memenuhi segala arah, tersucikan ruhnya selama lamanya.

اَللّٰهُمَّ يَامَنْ لَمْ يَتَّخِذْ صَاحِبَةً وَّلَا وَلَدًا, وَّلَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا اَحَدٌ. فَكُنْ لِهٰذَا الْطِفْلِ صَاحِبًا وَّكَافِلًا, وَاحْفَظْهُ مِنْ شَرِّ الْجِنِّ وَاْلاِنْسِ وَاُمِّ الصِّبْيَانِ وَاُمِّ مَلْدَمِ وَمِنْ وَسْوَاسِ الْجَاهِلِيَّةِ, وَمِنْ كُلِّ بَلَۤاءٍ وَّعَاهَةٍ وَّكُلِّ سُوْءٍ, الخَارِجِ مِنَ اْلاَرْضِ وَالنَّازِلِ مِنَ السَّمَآءِ, وَاحْرُسْهُ بِحَضَانَتِكَ وَكَفَالَتِكَ بِدَوَامِ عِنَايَتِكَ الْمَحْمُوْدَةِ وَرِعَايَتِكَ النَّافِذَةِ,

Ya Allah, wahai Dzat yang tidak membutuhkan teman dan anak keturunan, Wahai Dzat yg tidak memiliki anak dan tidak dilahirkan, wahai Dzat yg tidak ada satupun yg sama denganMu. Jadilah Tuan teman dan pelindung untuk anak ini. Jagalah ia dari keburukan jin dan manusia, dari keburukan ummish shibyan dan ummi maldam (Setan yg mengganggu anak2), jagalah ia dari was was jahiliyah, jagalah ia dari setiap bala, penyakit dan setiap keburukan, yg keluar dari bumi dan turun dari langit. Lindungilah dia dgn kepengasuhanMu dan perlindunganMu, dengan langgengnya pertolonganMu yg Maha Terpuji, dgn pemeliharaanMu yg kuat pengaruhnya.

نُقَدِّمُ بِهَا عَلَى الْقِيَامِ بِمَا كَلَّفْتَنَا مِنْ حُقُوْقِ رُبُوْبِيَّتِكَ, وَنَدَبْتَنَا اِلَيْهِ فِيْمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ خَلْقِكَ, مِنْ مَكَارِمِ اْلاَخْلاَقِ وَاَطْيَبِ اْلاَرْزَاقِ, وَ يَسِّرْلَنَا وَلَهٗ فِىْ اُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ. اَصْبَحَ الْخَيْرُ كُلُّهٗ بِيَدِكَ, وَاَمْرُ كُلِّ شَيْئٍ رَّاجِعٌ اِلَيْكَ, فَوَفِّقْنَا لِمَاۤ اَمَرْتَنَا, وَاَعِنَّا عَلٰى مَا بِهٖ كَلَّفْتَنَا, وَانْفَعْنَا بِمَا رَزَقْتَنَا مِنَ اْلاَوْلَادِ. وَلاَتَجْعَلْهُمْ فِتْنَةً لَنَا فِى اْلاَمْوَالِ وَاْلاَحْوَالِ وَاْلاَفْعَالِ وَاْلاِعْتِقَادِ.

Semoga ia dijadikan orang yg menegakkan hak2 keTuhananMu yg menjadi tanggung jawabnya, Engkau menjadikan dia memiliki akhlak yg mulia dan rizki yg bersih di antara sesama makhlukmu. Mudahkanlah baginya dalam urusan2 dunia dan agama. Segala kebaikan ada dalam kekuasaanMu, semua urusan kembali kepadaMu, maka berilah kami taufik bisa menjalankan apa yang diperintahkan pada kami, tolonglah agar bisa menjalankan apa yg dibebankan pada kami, berilah manfaat dari anak2 telah engkau riziki-kan untuk kami. Jangan jadikan mereka cobaan bagi kami dalam harta, dalam keadaan, dalam perbuatan dan dalam keyakinan kami.

وَاجْعَلْهُمْ مِنْ اَهْلِ الْعِلْمِ وَاْلاَدَبِ وَجَمِيْعِ الْخَيْرِ, وَلاَتَجْعَلْنَا وَاِيَّاهُمْ مِنْ اَهْلِ الزَّيْغِ وَالظُّلْمِ وَالضَّيْرِ. فَقَدْ سَمَّيْنَا هٰذَا الْمَوْلُوْدَ بِاسْمِ ………. فَبَارِكْ لَنَا فِىْ اُمُوْرِهٖ, حَتّٰى نَشْهَدَهٗ بِخَيْرِ عَمَلِهٖ يَوْمَ تَدْعُوْا كُلُّ اُنَاسٍ بِاَسْمَاۤئِهِمْ بِاَحْسَنِ اَسْمَاۤءٍ. فَثَبِّتْهُمْ بِاَيْمَانِهِمْ يَوْمَ تَخْتِمُ عَلٰى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُكَ اَيْدِيْهِمْ وَاَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ.

رَبَّنَا أٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى اْلاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Jadikanlah mereka ahli ilmu dan adab juga ahli kebaikan, jangan jadikan kami dan mereka ahli penyimpangan, kedhaliman dan kerusakan (bahaya). Kami telah menamai bayi yg dilahirkan ini dengan nama . . . . maka berkahilah kami dalam urusan urusannya, sehingga kami menyaksikannya memiliki amal amal baik pada hari kiamat (hari Engkau memanggil setiap manusia dengan nama-nama mereka). Mantapkanlah iman mereka pada hari engkau kunci mulut mulut mereka dan engkau izinkan berbicara tangan dan kaki mereka tentang apa apa yg telah mereka usahakan selama di dunia.

Ya Allah, Dzat yg menciptakan dan memelihata kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari siksa neraka.

Maha suci Allah tuhanmu, tuhan yg maha agung, Ia suci dari apa pun yg engkau sifati, dan kesejahteraan semoga terlimpah atas para utusan. Segala puji hanya milik Allah, pencipta dan pemelihara alam semesta.

KH Wakid Yusuf
https://wakidyusuf.wordpress.com
Ahmad Zaini Alawi
Khodim Sarinyala

TELINGA BERDENGUNG..INGATLAH NABI SAW.

JIKA TELINGA BERDENGUNG ( NGING ), MAKA INGATLAH KEPADA BAGINDA NABI SAW DAN BERSHOLAWAT PADANYA

ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ﺁﻳﻬﺎ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﷲ ﻭﺑﺮ ﻛﺎﺗﻪ . ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻭﻋﻠﻲ ﻋﺒﺎﺩ ﷲ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ.

Adalah Panggilan Baginda Nabi MUHAMMAD sholalloohu A'llaihi wasallam, Banyak orang bertanya kenapa terkadang telinga bersuara "Nging" ?

Apa sebab musababnya, karena musababnya ada yang mengatakan dengan tidak berpedoman, bertahayul dan sangkaan jelek terhadap hal itu?

Sesungguhnya suara "NGING" dalam telinga, itu ialah Sayyidina Rosululloh sedang menyebut orang yang telinganya bersuara "NGING" dalam perkumpulan yang tertinggi (malail a'laa) dan supaya ia ingat pada Sayyidina Rosululloh saw. dan membaca sholawat.

Hal ini berdasarkan keterangan dari kitab 📔 AZIZI 'ALA JAMI'USH SHAGHIR

 "Jika telinga salah seorang kalian berdengung (nging) maka hendaklah ia mengingat aku (Sayyidina Rosululloh Sholalloohu a'llaihi wasallam) dan membaca sholawat kepadaku.Serta mengucapkan
 ذكر الله من ذكرني بخير.  

" MAN DZAKARONII BIKHOIR"

(artinya, Alloh Ta'ala akan mengingat yang mengingatku dengan kebaikan)".

Imam Nawawi berkata : Sesungguhnya telinga itu berdengung Hanya ketika datang berita baik ke Ruh. Bahwa sayyidina Rosululloh SAW telah menyebutkan orang ( pemilik telinga yang berdengung "Nging" tersebut dengan kebaikan di al mala'al a'la (majlis tertinggi) di alam ruh."

Walloohu A'lam 

 ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﻔﺎﺗﺢ ﻟﻤﺎ ﺃﻏﻠﻖ ﻭﺍﻟﺨﺎﺗﻢ ﻟﻤﺎ ﺳﺒﻖ ﻧﺎﺻﺮ ﺍﻟﺤﻖ ﺑﺎﻟﺤﻖ. ﻭﻟﻬﺎﺩﻱ ﺇﻟﻰ ﺻﺮﺍﻃﻚ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﺣﻖ ﻗﺪﺭﻩ ﻭﻣﻘﺪﺍﺭﻩ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ

┈┈┈◎❅❀❦ 🕊 ❦❀❅◎┈┈┈•

#SholluAlanNabiﷺ

اللهم صل علی روح سيدنا محمد فی الأرواح وعلی جسده فی الأجساد وعلی قبره فی القبور وعلی اله وصحبه وسلم

KUMPULAN SHOLAWAT NABI.

Kumpulan Sholawat Nabi dan Faedahnya

Amalan membaca sholawat kepada Nabi merupakan doa kepada Allah SWT. Hal ini agar kita dilimpahkan keberkahan dan keselamatan untuk Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana diketahui bahwa membaca sholawat kepada Nabi merupakan kewajiban bagi orang mukmin. Hanya saja para ulama berbeda pendapat kapan sholawat dilakukan. Di antara mereka ada yang berpendapat kewajiban bersholawat setiap kali disebutkan nama Rasulullah SAW. Ada juga yang berpendapat setiap kali membaca tasyahud akhir di dalam sholat. Juga ada yang berpendapat minimal sekali seumur hidup.

Nah, berikut kumpulan sholawat yang disusun oleh para ulama, sufi, dan kiai:

1. Sholawat Al-Fatih

Lafal sholawat Fatih ini dikutip dari Kitab Perukunan Melayu. Dalam kitab tersebut, terdapat kutipan dari Syekh Al-Arif Al-Kubra yang menyebutkan semacam khasiat atas pembacaan sholawat fatih. Adapun lafal sholawat fatih berikut terjemahannya adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، وَ النَّاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِيْ إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلٰى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ

Allāhumma shalli wa sallim wa bārik 'alā sayyidinā Muhammadinil Fātihi limā ughliqa, wal khātimi limā sabaqa, wan nāshiril haqqā bil haqqi, wal hādī ilā shirātin mustaqīm (ada yang baca 'shirātikal mustaqīm'). Shallallāhu 'alayhi, wa 'alā ālihī, wa ashhābihī haqqa qadrihī wa miqdārihil 'azhīm.

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, pembuka apa yang terkunci, penutup apa yang telah lalu, pembela yang hak dengan yang hak, dan petunjuk kepada jalan yang lurus. Semoga Allah melimpahkan sholawat kepadanya, keluarga, dan para sahabatnya dengan hak derajat dan kedudukannya yang agung."

Syekh Ahmad At Tijany berkata: "Keistimewaan sholawat Al-Fatih sangat sulit diterima oleh akal, karena ia merupakan rahasia Allah SWT yang tersembunyi. Seandainya ada 100.000 bangsa, yang setiap bangsa itu terdiri dari 100.000 kaum, dan setiap kaum terdiri dari 100.000 orang, dan setiap orang diberi umur panjang oleh Allah SWT sampai 100.000 tahun, dan setiap orang bersholawat kepada nabi setiap hari 100.000 x, semua pahala itu belum dapat menandingi pahala membaca sholawat al-Fatih 1x."

Adapun Syaikh Muhammad Al Budairi Al Qudsi mengatakan bahwa siapa yang membacanya setiap hari setelah membaca Al-Musabbi'at Al-Asyr (sepuluh bacaan yang dibaca tujuh kali), yaitu Ayat Kursi, Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, Al Naas, Al Kafirun, tasbih-tahmid-tahlil-takbir-hauqalah, shalawat Ibrahimiyah, doa. Maka akan mendapatkan beberapa faedah, di antaranya adalah mendapatkan perlindungan dari bahaya di dunia, dan di hari manusia dikumpulkan di padang mahsyar.

اللّهُمّ اغْفِرْ لِيْ وَالِوَالِدَىَّ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابِ

Serta doa:

اللّهُمَّ افْعَلْ بِيْ وَبِهِمْ عَاجِلاً وَاجِلاً فِيْ الدِّيْنِ وَالدُّنْياَ وَاْلآخِرَةِ مَآ أَنْتَ لَهُ أَهْلٌ وَلَا تَفْعَلُ بِنَا ياَ مَوْلَانَا مَا نَحْنُ لَهُ أَهْلٌ إِنَّكَ غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ جَوَّادٌ كَرِيْمٌ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

2. Sholawat Al Nariyah/al Tafjiriyah

اللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نِالَّذِيْ تُنْحَلُ بِهَ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِيْمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ فيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَ نَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Barangsiapa yang mempunyai cita-cita, atau ingin menolak yang tidak disukai. Hendaknya mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat (bi idznillah).

Imam al Qurthubi mengatakan: "Barang siapa membaca shalawat ini (al-Nariyah/al-Tafjiriyah) 41 kali, 100 kali atau lebih, Allah akan melapangkan kesulitannya, mengusir kesedihannya, memudahkan urusannya, menerangi hatinya menurut kadar imannya, meninggikan derajat nya, membaguskan keadaannya, meluaskan rejekinya, membukakan pintu-pintu kebaikan, dan melindunginya dari kehacuran sepanjang tahun, menyelamatkan dari berbagai musibah kelaparan dan kemiskinan, dicintai oleh semua mahluk, dan dikabulkannya doa dari segala doa."

3. Sholawat Munjiyat

اللَهُمَّ صَلِّ عَلٰي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةٌ تُنْجيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الأهَوَالِ وَالأَفَاتِ وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلٰى الدَرَجَاتِ وَتُبَلّغُنَا بِهَا أَقْصٰى الغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الخَيْرَاتِ فِيْ الحَيَاةِ وَبَعْدَ المَمَاتِ بِرَحْمَتِكَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Hasan bin 'Ali al-Aswani berkata, "Barangsiapa yang membaca shalawat ini dalam setiap perkara penting atau bencana sebanyak seribu kali, niscaya Allah akan melepaskan bencana itu darinya, dan menyampaikan apa yang diinginkannya, terkabul hajatnya." Diriwayatkan juga dari Ibn al Fakihani, dari Syaikh al Shalih Musa al Darir, berkata bahwa suatu saat Beliau pernah berlayar di sebuah laut. Tiba-tiba angin (angin topan) telah melanda kapal yang beliau tumpangi. Sedikit manusia yang dapat selamat dari amukan angin tersebut. Banyak orang menjerit-jerit di dalam ketakutan. Tiba-tiba Beliau merasa mengantuk dan kemudian tertidur. Dalam tidur, beliau bermimpi bertemu Rasulullah SAW, yang mengatakan pada Syaikh al Shalih untuk membaca shalawat munjiyat tersebut. Kemudian Beliau dan para penumpang kapal bersama-sama mengucapkannya kira-kira sebanyak 300 kali. Mereka pun selamat dari musibah itu.

4. Sholawat Nur Al Anwar

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى نُوْرِ اْلأَنْوَارِ وَسِرِّ الأَسْرَارِ وَتِرْيَاقِ اْلاَغْيَارِ وَمِفتَاحِ بَابِ الْيَسَارِ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ نِالْمُخْتَارِ وَآلِهِ اْلأَطْهَارِ وَاَصْحَابِهِ اْلاَخْيَارِ عَدَدَ نِعَمِ اللهِ وَاِفضَالِهِ

Barangsiapa membaca sholawat ini, maka akan apa yang menjadi hajatnya akan terkabul. Selain itu faedahnya adalah, dapat menghilangkan masalah yang menghimpit, menolak godaan hawa nafsu, setan, dan musuh-musuh manusia lainnya. Sholawat ini juga diyakini sebagai jalan untuk bertemu Nabi dalam mimpi.

Sayyid Ahmad al Badwi juga mengatakan jika dibaca setiap selesai shalat fardhu, maka akan terhindar dari segala mara bahaya, dan dimudahkan memperoleh rizki dengan mudah. Jika dibaca 7 kali sebelum tidur, Insya Allah akan terhindar dari sihir yang dilakukan orang jahat. Jika dibaca 100 kali sehari semalam, akan memperoleh cahaya Illahi, menolak bencana, dan mendapat rizki lahir batin.

5. Solawat Al Nuraniyah/Badawi Kubro

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلٰى سَيِّدِناَ وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ شَجَرَةِ اْلأَصْلِ النُّوْرَانِيَّةِ، وَلَمْعَةِ الْقَبْضَةِ الرَّحْمَانِيَّةِ، وَأَفْضَلِ الْخَلِيْقَةِ اْلإِنْسَانِيَّةِ، وَأَ شْرَفِ الصُّوْرَةِ الْجَسْمَانِيَّةِ، وَمَعْدِنِ اْلأَسْرَارِ الرَّبَّانِيَّةِ، وَخَزَائِنِ الْعُلُوْمِ اْلإِصْطِفَائِيَّةِ، صَاحِبِ الْقَبْضَةِ اْلأَصْلِيَّةِ، وَالْبَهْجَةِ السَّنِيَّةِ، وَالرُّتْبَةِ الْعَلِيَّةِ، مَنِ انْدَرَجَتِ النَّبِيُّوْنَ تَحْتَ لِوَائِهِ، فَهُمْ مِنْهُ وَاِلَيْهِ، وَصَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلَيْهِ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ مَاخَلَقْتَ، وَرَزَقْتَ وَأَمَتَّ وَأَحْيَيْتَ اِلَى يَوْمِ تَبْعَثُ مَنْ أَفْنَيْتَ، وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًاكَثِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Imam al Badawi menganjurkan agar orang yang membacanya dalam keadaan suci dan menempatkan diri hadir seakan-akan berada menghadap cahaya Rasulullah SAW.
   Dibaca secara istiqamah selama 40 hari. Setiap hari dibaca seratus kali, maka ia akan mendapatkan cahaya, dan kabar yang tidak bisa ia ketahui kecuali atas izin Allah.

6. Sholawat Al Nur Al Dzati

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نِالنُّوْرِ الذَّاتِيْ وَالسِّرِّ السَّارِيْ فِيْ سَائِرِ الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ

Imam Al Shawi mengatakan bahwa sholawat yang disusun oleh Syaikh Abu Hasan al Sadzily ini, nilainya seperti membaca 100.000 sholawat untuk menghilangkan susah, sedih, dan masalah yang berat.

7. Sholawat Ibrahimiyah

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ

Shalawat ini adalah shalawat yang ma'tsur dari Rasulullah Saw., karena banyak Muhadits dan perawi meriwayatkan hadits yang secara redaksional terdapat shalawat ini. Beberapa ahlul hadits yang meriwayatkan adalah Imam al-Bukhary dan Muslim, dalam Shahih mereka, al Tirmidzi, al Nasa'i, Abu Daud, dalam sunan mereka juga meriwayatkan hadits ini, Imam malik dalam al Muwatho' juga meriwatkannya. Imam al-Hafidz al 'Iraqy dan al Sakhawy menyebut hadits itu adalah Muttafaq Alaih.

Dalam redaksi hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahih-nya, Rasulullah bersabda:

مَنْ قَالَ هَذِهِ الصَّلاَةَ شَهِدْتُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِالشَّهَادَةِ وَشَفَعْتُ لَهُ

"Barang siapa membaca shalawat ini, maka aku bersaksi untuknya di hari kiamat dengan sebuah persaksian dan memberinya syafa'at".

8. Sholawat Mukhathab

اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ قَدْ ضَاقَتْ حِيْلَتِيْ أَدْرِكْنِيْ يَارَسُوْلَ اللهِ

Faedah membaca shalawat ini adalah untuk meminta pertolongan kepada Allah dengan wasilah Rasulullah SAW untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berat, susah, dan sangat memperihatinkan yang tidak bisa dijangkau oleh pikiran dan tenaga manusia.

9. Sholawat Thibb Al Qulub

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا وَعَافِيَةِ الأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا وَنُوْرِ الأَبْصَارِ وَضِيَائِهَا وَعَلٰى آَلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ

Shalawat ini memiliki faedah untuk menyembuhkan penyakit lahir dan batin.

10. Sholawat Litausi'i Al Arzaq

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُوَسِّعُ بِهَا عَلَيْنَا الْأَرْزَاقَ وَيُحْسِنُ بِهاَ لَناَ الْأَخْلَاقَ وَعَلَى آلِهِ وِصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Shalawat ini memiliki beberapa faedah, diantaranya adalah untuk memperluas rizki, dan diberi hidayah budi pekerti yang luhur. Hendaknya membaca shalawat tersebut, minimal 41 kali. Setiap selesai shalat fardhu secara istiqamah.

Selain untuk mendapatkan rizki dan memperbaiki akhlak, sholawat ini juga bisa untuk meminta kepada Allah agar diberikan rahmat dan pertolongan dari bahaya, bencana, dan penyakit, dengan membacanya 100 kali setiap selesai shalat fardhu secara istiqamah. Membacanya juga bisa setiap hari sebanyak-banyaknya memohon kepada Allah agar diberikan keselamatan dunia dan akhirat.
11. Sholawat Hajjiyah

أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا تُبَلِّغُنَا بِهِمَا حَجَّ بَيْتِكَ الْحَرَامِ وَتَرْزُقُنَا بِهِمَا زِيَارَةَ قَبْرِ نَبِيِّكَ عَلَيْهِ أَفْضَلُ الصَّلَاةِ وَأَزْكَى السَّلَامِ فِيْ لُطْفٍ وَعَفِيَةٍ وَبَرَكَةٍ وَبُلُوْغِ الْمَرَامِ عَدَدَ خَلْقِكَ وَرِضَا نَفْسِكَ وَزِنَةَ عَرْشِكَ وَمِدَادَ كَلِمَتِكَ

Barangsiapa yang ingin mendapatkan rizki yang cukup agar bisa mengunjungi Makkah dan Madinah untuk menunaikan ibadah Haji atau Umroh, maka hendaknya membaca shalawat ini, 1000 kali setiap selesai shalat maghrib, dan shubuh secara istiqamah selama maksimal tiga tahun.

Sebaiknya diawali dengan shalat hajat dua rakaat. Rakaat pertama membaca Al-Fatihah, dan surat Al-Ikhlas 10 kali, sedangkan rakaat kedua, setelah Al Fatihah, membaca surat Al Ikhlas 20 kali, kemudian setelah salam membaca istighfar 100 kali. Dilanjutkan dengan memberikan hadiah Al Fatihah untuk Baginda Nabi Muhammad SAW. kepada Nabi Ibrahim AS, dan Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani. Kemudian baru membaca shalawat tersebut 1.000 kali.

12. Sholawat Badriyah

Sholawat ini disusun oleh seorang kiai asal Indonesia. Beliau bernama KH. Ali Manshur, seorang cucu dari KH Muhammad Siddiq dari Jember. Dinamakan Sholawat Badriyah karena mengacu kepada bait pengharapan berkah dari para sahabat Nabi yang berperang di perang Badar yang terdapat di Shalawat ini.

Terciptanya sholawat ini lantaran keresahaan beliau memikirkan pergolakan politik di Indonesia, di mana terjadi pemberontakan oleh PKI, banyaknya kalangan kiai dan ulama yang menjadi sasaran teror.

Hingga kemudian sholawat Badriyah kerap dilantunkan oleh kaum muslimin, jika hendak memulai pengajian, atau acara keagamaan lainnya.

Sholawat Badriyah memiliki beragam faedah yang besar bagi siapa saja yang mengamalkannya. Di antaranya Shalawat ini untuk memohon keselamatan dan menghilangkan segala kesusahan, kesempitan dan segala yang menyakitkan.

Selain itu, sholawat Badriyah juga untuk memohon selamat dari bahaya musuh, untuk menghindari orang-orang yang berbuat kemaksiyatan dan kerusakan, serta untuk dihindarkan dari segala marabahaya dan bencana. Sholawat ini juga bisa digunakan untuk keuntungan, meluaskan rizki, mendapatkan keberkahan, serta untuk mendapatkan pahala yang besar.

Maka dari itu, perbanyaklah bersholawat, karena amalan yang tidak akan tertolak ialah bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

DAHSYATNYA SHOLAWAT NABI.

SHOLAWAT ADALAH KUNCI SEMUA MASALAH DAN URUSAN

إعانة الطالبين ج1ص12
واعلم أنه جاء في فضل الصلاة على النبي ﷺأحاديث كثيرة
منها قوله ﷺمن صلى علي في كتاب لم تزل الملائكة تستغفر له ما دام اسمي في ذلك الكتاب.

Banyak hadits yang menjelaskan keutamaan shalawat pada Nabi ﷺ diantaranta sabda Nabi ﷺ" barang siapa menulis shalawat kepadaku di dalam sebuah buku maka malaikat terus menerus memintakan ampun untknya selama namaku masih berada dalam buku tersebut "

وقوله ﷺ من سره أن يلقى الله وهو عنه راض فليكثر من الصلاة علي
وقوله ﷺ من أكثر من الصلاة علي في حياته أمر الله جميع مخلوقاته أن يستغفروا له بعد موته.
وقال ﷺ أكثروا من الصلاة علي فإنها نور في القبرونور على الصراط ونور في الجنة.

Nabi ﷺ bersabda: " barang siapa senang bertemu dengan Allah dan Allah ridho kepadanya maka perbanyaklah membaca shalawat kepadaku."

Nabi ﷺ bersabda:"barang siapa memperbanyak baca shalawat padaku semasa hidupnya maka Allah memerintahkan kepada semua makhluk untuk memintakan ampun kepdanya setelah meninggal."

Nabi ﷺ bersabda:" perbanyaklah membaca shalawat padaku karena sesungguhnya ia adalah cahaya di dalam kubur, cahaya diatas jembatan dan cahaya di dalam surga."

وقال ﷺ أكثروا من الصلاة على فإنها تطفئ عضب الجبار وتوهن كيد الشيطان وقال ﷺ أكثركم صلاة علي أكثركم أزواجا في الجنة.

Nabi ﷺ bersabda:"perbanyaklah membaca shalawat kepadaku karena sesungguhnya ia bisa memadamkan murka Allah yg maha agung dan merendahkan tipu daya syaitan "

Nabi ﷺ bersabda: "yang paling banyak membaca shalawat kepadaku diantara kalian maka dialah yg paling banyak istrinya di syurga."

وفي حديث مرفوع: ما جلس قوم فتفرقوا عن غير الصلاة على النبي ﷺ إلا تفرقوا عن أنتن من جيفة حمار.

Dalam hadits marfu' :" tidaklah suatu kaum duduk kemudian berpisah tanpa membaca shalawat kepada Nabi ﷺ kecuali mereka berpisah lebih busuk daripada bangkai himar "

قال ابن الجوزي في البستان: فإذا كان المجلس الذي لا يصلى فيه يكون بهذه الحالة فلا غرو أن يتفرق المصلون عليه من مجلسهم عن أطيب من خزانة العطار وذلك لانه ﷺ كان أطيب الطيبين وأطهر الطاهرين وكان إذا تكلم امتلأ المجلس بأطيب من ريح المسك.

Ibnul jauzy dalam kitab albustan berkata :
"Ketika majlis yang tidak dibacakan shalawat di dalamnya dalam keadaan bau busuk sepeti itu, maka sudah jelas majlis yang berpisah dengan membaca shalawat kepada beliau akan lebih harum daripada gudangnya penjual minyak wangi hal itu karena sesungguhnya Nabi ﷺ lebih harum dari semua yang harum dan lebih suci dari yang paling suci,nabi ﷺ ketika bicara maka majlis penuh dengan bau harum yang lebih harum daripada minyak kasturi

وكذلك مجلس يذكر فيه النبي ﷺ تنمو منه رائحة طيبة تخترق السموات السبع حتى تنتهي إلى العرش ويجد كل من خلقه الله ريحها في الأرض غير الإنس والجن فإنهم لو وجدوا تلك الرائحة لاشتغل كل واحد منهم بلذتها عن معيشته.

begitu juga dengan majelis yang disebut nama Nabi ﷺ maka akan bertambah bau harum yg tembus sampai langit ketujuh hingga sampai 'arsy, dan semua makhluk yang Allah ciptakan dibumi bisa menemukan bau harumnya kecuali manusia dan jin, karena jika bisa menemukan bau harumnya maka semua akan sibuk dengan kenikmatannya daripada bekerja.

ولا يجد تلك الرائحة ملك أو خلق الله تعالى إلا استغفر لأهل المجلس ويكتب لهم بعدد هذا الخلق كلهم حسنات ويرفع لهم بعددهم درجات سواء كان في المجلس واحد أو مائة ألف كل واحد يأخذ من هذا الأجر مثل هذا العددوما عند الله أكثر.

"Tidak menemukan bau harum tersebut baik malaikat atapun makhluk Allah kecuali mereka akan memintakan ampun untuk ahli majelis, ditulis bagi mereka kebaikan sebanyak hitungan makhluk dan diangkat bagi mereka derajat sebanyak hitungan makhluk,
baik dalam satu majelis ataupun seratus majelis setiap orang akan mengambil bagian pahala ini serasi dengan hitungan ini, dan yang di dalam kekuasaan Allah lebih banyak lagi."

وللصلاة عليه ﷺ فوائد لا تحصى منهاأنها تجلو القلب من الظلمة وتغني عن الشيخ وتكون سببا للوصول وتكثر الرزق وأن من أكثر منها حرم الله جسده على النار.

Bershalawat pada Nabi ﷺ ada beberapa faidah yang tak terhitung diantaranya :
bershalawat bisa menajamkan hati dari kegelapan, tidak membutuhkan pembimbing, menjadi sebabnya wushul, memperbanyak rizki dan sesungguhnya orang yang memperbanyak shalawat maka Allah mengharamkan jasadnya atas neraka.

@ I’anah Ath-Thalibin,Juz 1,Hal 12 
@ Asy-Syekh Abi Bakar Syatha

ZIARAH KUBUR AULIYA'

UCAPAN SALAM KETIKA MENZIARAHI MAKAM AULIYA’ & WALISONGO

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا وَلِـيَّ اللَّهْ. اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا حَبِيْبَ اللَّهْ. اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا حَبِيْبَ رَسُوْلِ اللَّهِ . أَنْتُمْ فِـيْ مَقَامٍ آمِنِيْن. وَ حَضْرَةِ حَبِيْبِ رَبِّ الْعَالَمِيْن. اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا …. 

(sebutkan nama Wali). 

وَ مَنْ حَوْلَكُمْ مِنْ أَمْوَاتِ الْمُسْلِمِيْن. أَنْتُمُ السَّابِقُوْنَ, وَ نَحْنُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ.

“Salam sejahtera semoga dilimpahkan pada kalian, wahai Wali Allah. Salam sejahtera semoga dilimpah-kan kepada kalian, wahai Kekasih Allah. Salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada kalian, wahai kekasih Rasulullah. Kalian berada di tempat yg aman-tentram dan di sisi Kekasih Tuhan Pemelihara alam semesta. Salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada kalian, wahai ……….. (sebutkan nama Wali). Kalian telah wafat mendahului kami, Dan Insya Allah kami akan menyusul kalian (pada saatnya nanti)”

Tetap dalam posisi berdiri, sebaiknya menjelaskan maksud tujuan berziarah kepada Wali dgn membaca Qasidah (syi’ir) berikut:

سَلاَمُ اللَّهِ وَ الرَّحْمَةْ * عَلَيْكُمْ يَا وَلِيَّ اللهْ
أَتَيْنَاكُمْ وَ زُرْنَاكُمْ * وَ قَفْنَا يَا وَلِـيَّ اللهْ
سَعِدْنَا اِذْ لَقِيْنَاكُمْ * قَصَدْنَا يَا وَلِيَّ الله
تَوَسَّـلْنَا بِكُمْ ِلِلَّهْ * أَجِيْبـُوْا يَا وَلِيَّ الله
رَجَوْنَا مِنْ مَزَايَاكُمْ * لِتَدْعُوْا يَا وَلِيَّ الله
إِلَـى الرَّحْمَنِ مَا يُرَامْ * دَيْنَا يَا وَلِـيَّ الله
طَلَبْنَا وُسْعَةَ اْلأَرْزَاقْ * حَلاَلاً يَا وَلِيَّ الله
وَحِجَّ الْبَيْتِ فِى الْحَرَامْ * مِرَارًا يَا وَلِـيَّ الله
وَ حُسْنًا فِى احْتِتَامِنَا * كِرَامًا يَا وَلِـيَّ الله
عَسَى نَرْضَى عَسَى نَحْظَى * بِقُرْبٍ يَاوَلِيَّ الله
وَ صَلَّـى سَلَّـمَ عَلَـى *مُحَمَّدْ يَا وَلِـيَّ الله
وَ حَـمْدًا لِلْمُهَيْمِنِ * وَشُكْرًا يَا وَلِـيَّ الله

Arti kandungan Qosidah :

“Wahai Wali Alloh! Salam sejahtera dan rahmat Allah semoga dilimpahkan kepadamu. Wahai Wali Alloh! Kami sengaja datang untuk menziarahimu, dan sekarang kami berdiri di hadapanmu. Kami merasa beruntung dan bahagia bertemu denganmu. Kami bermaksud menjadikan engkau sebagai perantara untuk menyampaikan permohonan kami pada Alloh, dan kiranya engkau tidak keberatan.

Wahai Wali Alloh! Dengan keistimewaan kedudukan yg engkau miliki, (kedekatan hubungan engkau dgn Allah), maka kami berharap kiranya engkau sudi mendo’akan, dan sudi menyampaikan kepada Allah segala permohonan yg kami kehendaki. Kami memohon kepada Allah, 1) semoga kami diberi rizki yg melimpah lagi halal; 2) semoga kami diberi kemudahan untuk segera menunaikan ibadah haji ke Baitul Haram-Makkah; 3) semoga kami khusnul khotimah dan hidup mulia; 4) Semoga kami memperoleh ridho-Nya; dan 5) semoga segala hajat kami kepada-Nya lekas tercapai.

Wahai Wali Alloh! Sholawat dan salam semoga dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad. Segala puji dan syukur hanya pantas kami haturkan semata-mata kepada Allah Yang Mengawasi seluruh makhluk.