TANYA:
Assalamualaikum Ustadz,, Semoga sehat selalu tadz Aamiin.. Ya Robbal'alamin
Saya mau bertanya tadz, Kenapa ada orang baik tapi hidupnya banyak kesulitan, di sisi lain orang yang ahli maksiat hidupnya kadang lancar jaya?
JAWAB:
Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh akhi,
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam saja orang yang paling bertaqwa, paling shalih, paling sempurna, ternyata hidupnya tidak selalu mulus dan selalu penuh kenikmatan.
Ternyata beliau pun dicoba, istrinya meninggal duluan anaknya meninggal duluan, diganggu orang, dicela orang, dikejar-kejar orang kafir, mesti hijrah, dikhianati, dilukai, dll.
Bahkan dalam hadits disebutkan bahwa orang yang paling berat cobaannya adalah para Nabi, kemudian yang semisal mereka, kemudian yang semisal mereka (HR. Tirmidzi, Al Hakim, shahih).
Maka bagaimana lagi dengan kita? Yang jauh dari kesempurnaan dan keshalihan. Apakah kita malah merasa layak dapat kenikmatan terus menerus dan tidak diuji?
Allah berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
"Apakah manusia mengira mereka dibiarkan berkata: kami telah beriman, lalu mereka tidak diuji" (QS. Al Ankabut: 2).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji” (HR. At Tirmidzi)
Karena dengan adanya ujian bagi orang² baik, itu akan mengangkat derajat mereka.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sungguh aku akan uji mereka dengan sedikit rasa takut, rasa lapar, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan,. *Maka berilah kabar gembira bagi orang yang bersabar*" (QS. Al Baqarah: 155).
Orang baik yang diuji di dunia, dan sukses melewati ujian itu, sehingga Allah akan beri ia kenikmatan di akhirat semaksimal mungkin.
Adapun orang buruk yang Allah beri nikmat dan kemudahan², bisa jadi itu merupakan istidraj (penundaan hukuman), karena bisa jadi ia semakin sesat, semakin takabur, engga bertaubat dan semakin buruk, sehingga kelak di akhirat Allah hukum dia semaksimal mungkin _wal'iyadzubillah_.
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
"Jika Allah menginginkan kebaikan pada seorang hamba, Allah segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menginginkan keburukan pada seorang hamba, Allah menahan hukuman atas dosa²nya, sehingga kelak ia akan membayarnya hasil perbuatannya di hari kiamat" (HR. Tirmidzi).
Maka bersabarlah ketika dapat cobaan, dan senantiasa bersyukur dan introspeksi diri ketika mendapat kenikmatan. Semoga Allah memberi taufik.
Allahu a'lam
Akhir dari kesimpulan---------------------
**Jangan heran melihat orang kafir, orang musyrik, ahli maksiat hidupnya seolah-olah lancar jaya, sesungguhnya itu merupakan istidraj dari Allah Ta'ala (penundaan hukuman untuk membuat mereka semakin terlena dalam kemaksiatan) tanpa mereka sadari. Di akhirat mereka akan diadzab sangat pedih.
**Jangan heran pula melihat orang kafir, orang musyrik, ahli maksiat yang disegerakan adzabnya di dunia, di akhirat nanti adzab mereka juga lebih pedih lagi.
**Jadilah orang beriman, beramal sholih, bertaqwa, istiqomah sampai akhir hayat. Yang bersyukur ketika memperoleh nikmat, yang bersabar ketika memperoleh musibah, serta segera beristighfar & bertaubat ketika berbuat dosa
SEMOGA BERMANFAAT .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar